KESALAHAN PENGUKURAN PADA TEGANGAN
KESALAHAN
PENGUKURAN PADA TEGANGAN
Jumran, Nurul Qadri, Anny Yusliani Yusuf
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
JURUSAN
PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Abstrak
Telah dilakukan praktikum elektronika dengan judul
“Kesalahan Pengukuran Tegangan”. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium
Elektronika Jurusan Pendidikan Fisika. Praktikum ini bertujuan untuk
menjelaskan terjadinya kesalahan ukur
pada pengukuran tegangan, menjelaskan pengaruh pembebanan pada tegangan dan
menghitung kesalahan dari pengukuran tegangan. Variabel yang diukur pada praktikum ini adalah tegangan pada
masing-masing resistor. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa untuk mengukur
tegangan dengan hambatan yang sama, maka
tegangan sumber sama dengan setengah tegangan pada hambatan luar. Jika
hambatan luar yang digunakan lebih besar
dari hambatan dalam maka besarnya tegangan pada hambatan luar tersebut tidak
sama dengan tegangan sumber sehingga terjadi efek pembebanan dimana arus akan mengalir kehambatan yang lebih kecil
yaitu ke hambatan dalam voltmeter, sehingga terjadi kesalahan pengukuran pada
tegangan. Terjadinya efek pembebanan dapat berakibat pada terjadinya kesalahan
pengukuran pada tegangan, karena
besarnya tegangan pada R tidak sama dengan setengah tegangan sumber.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum ini adalah Kesalahan Pengukuran pada Tegangan terjadi
jika nilai resistansi lebih besar dari nilai hambatan dalam voltmeter.
Kata
Kunci: Kesalahan pengukuran, efek pembebanan,
dan tegangan.
TUJUAN
1. Dapat menjelaskan tejadinya kesalahan ukur pada
pengukuran tegangan.
2. Dapat menjelaskan pengaruh pembebanan pada tegangan.
3. Dapat menjelaskan
cara menghitung kesalahan dari pengukuran tegangan.
METODOLOGI
EKSPERIMEN
Teori
Singkat
Pergerakan
muatan atau arus di dalam konduktor dapat diibaratkan air yang mengalir di
dalam pipa. Agar air mengalir dengan deras maka air harus digerakkan dari
potensial tinggi ke potensial rendah. Begitupun arus listrik, agar arus
bergerak dengan cepat, diantara kedua kutub harus diberi beda potensial
yang tinggi. Ketika
mengukur tegangan melalui suatu komponen, voltmeternya haruslah dihubungkan
secara paralel dengan komponen tersebut. Hal ini menyediakan suatu jalan yang
paralel bagi arus sehingga bagian dari arus rangkaian mengalir melalui meter.
Dalam suatu rangkaian keseimbangan yang kritis, arus melalui voltmeter dapat
mengganggu keseimbangan kondisi rangkaian. Untuk alasan ini arus voltmeter
haruslah sangat kecil. Arus yang dibutuhkan bagi simpangan skala penuh dari
voltmeter bervariasi berlawanan arah dengan senstivitasnya (Paulina, 2008 : 54).
Tegangan bolak
balik adalah tegangan listrik yang
berubah tanda secara berulang. Listrik PLN menggunakan tegangan bolak balik
berbentuk gelombang sinusoida. Isyarat
yang diproses dalam elektronika banyak yang berupa tegangan bolak balik
dengan berbagai betuk gelombang (Sutrisno, 1986:24).
Voltmeter digunakan untuk mengukur kekuatan elektromagnetif yang dihasilkan
oleh sumber listrik atau perbedaan potencial antara dua titik dalam sebuah
sirkit. Tegangan selalu verada antara dua titik. Dengan kata lain, yang diukur
adalah perbedaan tegangan antara sebuah titik dengan titik lain.
Kepekaan voltmeter arus searah yang cocok untuk arus lemah maupun arus kuat,
pada umumnya 20.000 ohm/volt. Dengan kata lain, sebuah voltmeter 10 V akan
mempunyai tahanan sebesar Rv = 20.000 × 10 = 200.000 Ω(Barry
Woollard, 2006 : 2-3).
Pada
pengukuran tegangan rangkaian seri resistor, dimana harga resistor jauh lebih
besar dari Rd alat ukur (terbebani), maka akan terjadi kesalahan
ukur. Hal ini disebabkan karena adanya hambatan dalam (Rd) alat ukur
yang mempengaruhi rangkaian yang diukur.
Besarnya hambatan adalah:
(1)
Dengan:
R = Harga resistor
Rd = Tahanan dalam alat ukur voltmeter
(Herman, 2013 : 18).
Pergerakan
muatan atau arus di dalam konduktor dapat diibaratkan air yang mengalir di
dalam pipa. Agar air mengalir dengan deras maka air harus digerakkan dari
potensial tinggi ke potensial rendah. Begitupun arus listrik, agar arus
bergerak dengan cepat, diantara kedua kutub harus diberi beda potensial
yang tinggi. Beda potensial yang menyebabkan arus mengalir biasa disebut dengan
tegangan listrik (Ahmad, 2007 : 15).
Tegangan
listrik juga dapat didefinisikan sebagai ukuran untuk kerja yang dibutuhkan
untuk memindahkan muatan melalui elemen. Untuk mengukur beda potensial atau
tegangan diantara kedua ujung penghantar, digunakan alat yang bernama
voltmeter. Penyusunan voltmeter harus secara paralel dengan sumber listrik atau
komponen listrik yang akan diukur beda potensialnya (Dennis, 2011 : 90).
Ketika mengukur tegangan melalui suatu komponen,
voltmeternya haruslah dihubungkan secara paralel dengan komponen tersebut. Hal
ini menyediakan suatu jalan yang paralel bagi arus sehingga bagian dari arus
rangkaian mengalir melalui meter. Dalam suatu rangkaian keseimbangan yang
kritis, arus melalui voltmeter dapat mengganggu keseimbangan kondisi rangkaian.
Untuk alasan ini arus voltmeter haruslah sangat kecil. Arus yang dibutuhkan
bagi simpangan skala penuh dari voltmeter bervariasi berlawanan arah dengan
senstivitasnya (Suhindra, 2000 : 40).
Resistor
adalah suatu komponen dasar elektronika yang dibuat untuk menghambat aliran
arus listrik. Sebuah resistor dapat didesain sedemikian rupa sehingga mempunyai
nilai hambatan tertentu. Oleh karena itu resistor dapat digunakan untuk
mengatur arus yang melalui suatu rangkaian listrik (Santoso, 2013 : 10).
Pada
pengukuran tegangan rangkaian seri resistor, dimana harga resistor lebih besar
dari hambatan dalam pada alat ukur, maka akan terjadi kesalahan ukur. Hal ini
disebabkan karena adanya hambatan dalam alat ukur yang mempengaruhi rangkaian
yang diukur tersebut (David, 2009 : 20).
Alat
dan Komponen
1. Alat
a.
Multimeter
Digital 1 buah
b.
Power
Suplay 1 buah
c.
Basicmeter 1 buah
2. Komponen
a. Resistor 56,0 Ω 2 buah
b. Resistor 100 Ω 2
buah
c. Resistor 220 Ω 2 buah
d. Resistor 470 Ω 2 buah
e. Resistor 10 k Ω 2 buah
f. Resistor 100 k Ω 2
buah
g. Resistor 390 k Ω 2
buah
h.
Kabel
Penghubung 8 buah
Identifikasi
Variabel
Variabel kontrol : Sumber Tegangan
Variabel ukur :
Tegangan Pada Masing-Masing Resistor
Variabel manipulasi : Nilai Resistansi Resistor
Definisi
Operasional Variabel
1. Resistansi tahanan luar adalah kemampuan resistor untuk
menghambat arus yang masuk dan dipasang pada rangkaian kesalahan pengukuran tegangan .
2. Tegangan Sumber adalah tegangan yang
megalirkan arus pada rangkaian kesalahan pada pengukuran tegangan, diukur
dengan voltmeter.
3. Hambatan
dalam adalah hambatan yang dimiliki oleh voltmeter pada batas ukur tertentu.
4. Tegangan
pada masing-masing resistor yaitu tegangan yang dimiliki oleh tiap-tiap
resistor
yang dirangkai
untuk percobaan kesalahan pengukuran pada teganagan.
Prosedur Kerja
1.
Menyiapkan
alat dan bahan yang
digunakan.
2.
Memastikan
nilai R1 dan R2 tepat sama.
3.
Membuat
rangkaian seperti pada gambar di bawah
Gambar
1 : Rangkaian Disusun Seri
4.
Menghubungkan
power supply dengan rangkaian
dengan mengatur Vs sebesar 6 volt
5.
Mengukur
dan Mencatat
tegangan pada R1 dan R2
dengan alat ukur Voltmeter.
6.
Mengulangi
percobaan dengan nilai R =
56 Ω, 100 Ω , 220 Ω, 470 Ω, 10 kΩ, 100 kΩ, dan 390 kΩ.
7.
Menghitung
masing-masing “%” kesalahan dengan terlebih dahulu menentukan nilai Rd
dari alat ukur dengan menggunakan
alat ukur multimeter.
8.
Membuat
analisa data dan Menyimpukan hasil percobaan.
HASIL EKSPERIMEN DAN
ANALISIS DATA
Hasil
Pengamatan
Kegiatan
1 :Pengukuran Tegangan Dengan Batas Ukur 6 Volt
Tabel 1 .1 : Pengukuran Tegangan dengan Batas Ukur 6 Volt
NST
Voltmeter = 0,1 V
NST
Ammeter = 1 A
Rd
Multimeter = 198 kΩ
Vs =
6 Volt
No
|
Tegangan Pada Masing-Masing Resistor
(Ω)
|
Vt
(V)
|
R1
(Ω)
|
R2
(Ω)
|
I2
(µA)
|
Id (µA)
|
|
R1
(Ω)
|
R2
(Ω)
|
||||||
1
|
2,6
|
2,6
|
5,2
|
56
|
56
|
-
|
-
|
2
|
2,7
|
2,7
|
5,4
|
100
|
100
|
-
|
-
|
3
|
2,8
|
2,8
|
5,6
|
220
|
220
|
-
|
-
|
4
|
2,7
|
2,7
|
5,4
|
470
|
470
|
-
|
-
|
5
|
3,0
|
3,0
|
6,0
|
10 k
|
10 k
|
-
|
-
|
6
|
2,8
|
2,8
|
5,6
|
100 k
|
100 k
|
30,0
|
10,48
|
7
|
2,5
|
2,5
|
5,0
|
390 k
|
390 k
|
7,0
|
9,54
|
Analisis Data
Kegiatan : pengukuran tegangan dengan batas ukur 10 volt
1. Menentukan
Besarnya Jumlah Tegangan
Ru
:
∑ Vp = V1 +
V2
2.
Menentukan Besarnya Hambatan Dalam ( Rd
)
PEMBAHASAN
Pada
percobaan ini kami menggunakan voltmeter dengan batas ukur 10 volt dan NST pada
voltmeter yaitu 0,2 volt. Pada percobaan ini digunakan resistor dengan nilai
resistansi sebesar 56 Ω, 100 Ω, 220 Ω, 470 Ω, 10 kΩ, 100 kΩ, dan 390 kΩ
masing-masing 2 buah. Pada pengukuran ini diperoleh nilai Rd hitung pada
resistor 100 kΩ sebesar 286 x 103 Ω,
resistor 390 kΩ sebesar 286 x 103 Ω,
dan diperoleh nilai Id sebesar 10,48
µA untuk resistor 100 kΩ dan 7,43 µA untuk resistor 390 kΩ. Adapun besar
resistor 100 Ω yaitu 5,72 Ω dan untuk resistor
390 kΩ yaitu 9,54 Ω.
Berdasarkan
data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pada pengukuran tegangan dengan
batas ukur 6 volt pada resistor 100 kΩ dan 390 kΩ terjadi efek pembebanan,
sedangkan pada pengukuran tegangan dengan resistor lain tidak terjadi efek pembebanan. Hal ini
disebabkan karena harga resistor jauh lebih besar daripada harga hambatan dalam
pada alat ukur tersebut, sehingga alat ukur menjadi terbebani dan terjadi
kesalahan pada pengukuran tegangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada resistor
yang berukuran kecil atau lebih kecil dari hambatan dalam maka tidak terjadi
kesalahan pengukuran pada tegangan adapun sebaliknya jika nilai resistor luar
lebih besar dari nilai hambatan dalam maka terjadi kesalahan pengukuran pada
tegangan.
SIMPULAN DAN DISKUSI
1.
Simpulan
Simpulan pada percobaan
ini yaitu terjadinya kesalahan pada pengukuran tegangan dikarenakan nilai
resistansi hambatan luar lebih besar dibandingkan nilai resistansi hambatan
dalam pada voltmeter. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya efek pembebanan
dimana arus tidak mengalir pada rangkaian tetapi mengalir pada voltmeter
sehingga terjadilah kesalahan pengukuran pada tegangan. Pembebanan diberikann
untuk mengetahui seberapa besar hambatan dalam pada voltmeter, jika hambatan
dalam lebih besar daripada hambatan luar maka besarnya V1 sama
dengan setengahnya besarnya Vs akan tetapi jika hambatan dalam lebih kecil
daripada hambatan luar maka besarnya V1 tidak sama dengan setengah
Vs.
2.
Diskusi
Dalam percobaan ini, sebaiknya
praktikan mengetahui cara menghitung hambatan dalam voltmeter dengan alat ukur
ohmmeter agar kita dapat membedakan antara hasil pengukuran dengan hasil
analisis.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmad, Jayadin.
2007. Eldas. Bogor : Jaya Press.
David. 2009. Introduction
to Electronics. London : HSRC Press.
Dennis
l, Eggleston. 2011. Basic Electronics for Scientits and Engineers. Los
Angales: Cambridge University Press.
Herman. 2013. Penuntun Praktikum Elektronika 1. Makassar. UIN press.
Paulina. 2008. Fisika Teknologi. Jakarta : Graha Media.
Santoso, Djoko dan Setianto, Heru, Rahmadi. 2013. Rangkaian Listrik. Yogyakarta : Aswaja
Suhindra. 2000. Basic Electronics. Bangalore : BMS College of Engineering.
Sutrisno.
1986. Elektronika. Bandung : ITB
Press.
Comments
Post a Comment