TUGAS INDIVIDU, MAKALAH TENTANG MICROTEACHING,
TUGAS INDIVIDU
MAKALAH TENTANG
MICROTEACHING
KATA PENGANTAR
Sasaran
pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksut membantu peserta didik untuk
menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusianya. Potensi kemanusiaan merupakan
benih kemungkinan untuk menjadi manusia.
Manusia memiliki ciri-ciri khas yang secara prinsipil berbeda dengan hewan. Ciri khas manusia yang membedakan dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat dan hakikat manusia. Disebut sifat dan hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki olehmanusia dan tidak terdapat ada hewan.
Manusia memiliki ciri-ciri khas yang secara prinsipil berbeda dengan hewan. Ciri khas manusia yang membedakan dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat dan hakikat manusia. Disebut sifat dan hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki olehmanusia dan tidak terdapat ada hewan.
Pemahaman
pendidik terhadap sifat hakikat manusia manusia akan membentuk peta tentang
karektasistik manusia.peta ini akan menjadi landasan serta memberikan acuan
baginya dalam bersikap, menyusun strategi , metode, dan teknik, serta memilih
orentasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi trnsaksional di dalam
interaksiedukatif.
Gambaran
tentang manusia itu perlu dimiliki oleh pendidik adalah pendidik karena adanya
pengembangan sains dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini. Lebih-lebih pada
masa mendatang. Memang banyak manfaat yang dapat diraih bagi kehidupan manusia
darinya. Namun, disisi lain tidak dapat dielakkan akan adanya dampak negatif,
yang terkandang tanpa disadari sangat merugikan bahkan mengancam keutuhan eksentasi
manusia.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR
ISI.......................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN...................................................................................
A.
Latar Belakang.....................................................................................
B.
Rumusan Masalah.................................................................................
C.
Tujuan ..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
A. Pengertian
Microteaching.....................................................................
B. Komponen
Keterampilan Mengajar......................................................
a)
Komponen-komponen
Keterampilan Bertanya Dasar...................
b)
Bertanya
Lanjutan.........................................................................
c)
Memberi
Penguatan.......................................................................
d)
Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi
e)
Menjelaskan Pelajaran (Penyajian Bahan).....................................
f)
Membuka dan
Menutup Pelajaran.................................................
g)
Mengelola
Kelas............................................................................
h)
Membimbing Diskusi Kelompok Kecil.........................................
i)
Pengajaran
Kelompok Kecil dan Perorangan................................
BAB III PENUTUP............................................................................................
A.
Kesimpulan.........................................................................................
B.
Saran...................................................................................................
Daftar
Pustaka......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tugas dan tanggung jawab guru
khususnya dalam pengajaran perlu diperhatikan dengan serius. Ia memerlukan
kemampuan profesionalitas. Pengetahuan, sikap, dan skill yang telah diperoleh
melalui program pendidikan keguruan maupun re service training perlu
dikembangkan melalui pengalaman mengajar di sekolah atas bimbingan Kepala
Sekolah.
Mengajar di
kelas dengan peserta didik ± 40 orang dalam alokasi waktu 40 menit Satu
pertemuan merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Hal ini memerlukan latihan
praktek di kelas. Bagi calon guru akan dirasakan lebih rumit lagi dan sulit. Sebab, dalam latihan praktek
mengajar ”for the students teacher has a two fold intention, that is pupils
learn while he learn to teach (Brown, 1975), sehingga dalam latihan praktek
mengajar yang langsung di kelas yang demikian kondisi yang dihadapinya itu,
maka perhatian calon guru dalam mengajar terutama akan tertuju pada “his pupils
learn” dan akan terabaikanlah tujuan utamanya “he learn to teach”. Bahkan jika
praktikan mengalami kekeliruan mengajar akan berakibat langsung pada sekian
banyak peserta didik. Ini merupakan satu kelemahan mendasar sifatnya, disamping
masih terdapat kelemahan lainnya.
Untuk mengatasi
kelemahan yang mendasar tersebut dikembangkanlah pengajaran (Micro Teaching)
dalam kerangka pendidikan guru berdasarkan kompeteni (PGBK). Sebenarnya,
pengajaran mikro sebagai salah satu bagian dari program pengalaman kerja
lapangan (PPL) untuk menunjang PGBK itu.
Tahun 1971
pengajaran mikro mulai dikembangkan di negara-negara Asia terutama Malaysia,
Philipina, dan kemudian Indonesia. Hal ini didasarkan pada suatu rekomendasi ”The Second
Sub-Regional Workshop on Teacher Education”.
Kegiatan pendidikan bukanlah sekedar
gejala sosial yang bersifat rasional semata mengingat kita mengharapkan
pendidikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia. Ilmu pendidikan secara umum
tidak begitu maju dibandingkan ilmu-ilmu sosial dan biologi tetapi tidak
berarti bahwa ilmu pendidikan sekedar study terapan berdasarkan hasil yang
dicapai oleh ilmu-ilmu sosial.
B. Rumusan masalah
Sesuai dengan
apa yang kita sampaikan sebelumnya bahwa makalah ini akan membahas tentang Interaksi Pembelajaran(microteaching), maka yang
akan menjadi rumusan masalahnya kali ini yaitu :
a. Pengertian Pengajaran microteaching
b.
Langkah-langkah pengajaran microteaching
c.
Manfaat dalam mempelajari microteaching
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
a.
Untuk mengetahui pengertian pengajaran mikroteaching
b.
Untuk mengetahui langkah-langkah
pengajaran mikroteaching
c.
Untuk mengetahui manfaat microteaching
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Microteaching
Micro Teaching berasal dari dua kata
yaitu micro berarti kecil, terbatas, sempit dan teaching berarti mengajar.
Jadi, Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara
menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Maka, dengan memperkecil jumlah
murid, waktu, bahan mengajar dan membatasi keterampilan mengajar tertentu, akan
dapat diidentifikasi berbagai keunggulan dan kelemahan pada diri calon guru
secara akurat. J.Cooper & D.W. Allen ( 1971, h. I ) mengatakan bahwa
Pengajaran mikro adalah studi tentang suatu situasi pengajaran yang
dilaksanakan dalam waktu dan jumlah tertentu, yakni selama empat atau sampai
dua puluh menit dengan jumlah siswa sebanyak tiga sampai sepuluh orang.bentuk
pengajaran di sederhanakan, guru hanya memfokuskan diri hanya pada beberapa
aspek.pengajaran berlangsung dalam bentuk sesungguhnya, hanya saja di
selenggarakan dalam bentuk mikro. membahas tentang pengertian pengajaran mikro,
sejarahnya, rasional, penggunaan pengajaran mikro dan efektivitas pengajaran
mikro, serta rangkuman penelitian.
Micro teaching atau pengajaran Mikro
merupakan kegiatan yang sangat vital bagi setiap mahasiswa atau calon guru.
Untuk memenuhi tuntutan agar dapat menempatkan kediriannya utuh dan
professional di bidang keguruan. Mereka beranggapan bahwa asal lulus pasti
dapat mengajar, karena sudah belajar dan memiliki banyak teori yang berkaitan
dengan cara-cara mengajar.
Tetapi kenyataan banyak masalah yang yang timbul saling
bertautan satu sama lain, baik segi tempat, waktu praktik maupun aspek-aspek
yang berasal dari diri mahasiswa atau siswa praktikan. Latihan praktik mengajar
yang dilakukan secara langsung dalam real class room, akan banyak ditemukan
permasalahan baru yang tidak mungkin dapat dipecahkan secara cepat dan tepat
pada saat di depan kelas juga.
Calon guru yang melakukan real class
room teaching akan berdampak cukup signifikan memenuhi maksud proses belajar
mengajar. Dengan demikian, calon guru harus langsung di depan kelas berhadapan
dengan 30 siswa atau lebih, untuk menyampaikan pesan atau misi satuan pelajaran
yang padat dan kompleks, maka akan dirasakan sebagai beban yang berat. Sebab
pada hakikatnya ia sendiri baru belajar untuk mengajar. Dilihat dari aspek
historis bahwa Pengajaran mikro mulai di kembangkan di Universitas Stanford
pada tahun 1963, dalam rangka menemukan metode latihan bagi para calon guru yang
lebih efektif.Dalam rangka mengembangkan keterampilan mengajar, perbuatan
mengajar yang kompleks itu dipecapecah menjadi sejumlah keterampilan agar mudah
dipelajari. Disamping itu diteliti pula cara-cara menggunakan metode secara
fleksibel dan efektif, dan disertai pertanyaan-pertanya an sebagai
reinforcement.
Sistem pengajaran kelas telah
mendudukkan guru pada satu tempat yang sangat penting, karena guru yang memulai
dan mengakhiri setiap interaksi belajar mengajar yang diciptakannya. Berbagai
peranan guru, dibutuhkan keterampilan dalam pelaksanaan. Belajar merupakan
usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit untuk menentukan tentang
bagaimanakah mengajar yang baik itu. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar
yang tidak dapat menjadi petunjuk tentang pengetahuan seorang guru dalam
mengakumulasi dan mengaplikasikan segala pengetahuan keguruannya.
B.
Manfaat
Pembelajaran Microteaching
Pengajaran
mikro bertujuan membekali tenaga pendidik beberapa keterampilan dasar mengajar
dan pembelajaran. Bagi calon tenaga pendidik metode ini akan memberi pengalaman
mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara
terpisah. sedangkan bagi calon tenaga pendidik dapat mengembangkan keterampilan
dasar mengajarnya sebelum mereka melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik.
Memberikan kemungkinan calon tenaga pendidik untuk mendapatkan bermacam
keterampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana menerapkan dalam
program pembelajaran. sehingga pada akhir masa kuliah mahasiswa diharapkan memiliki
kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan nilai–nilai dasar atau sikap yang
direfleksikan dalam berfikir dan bertindak) sebagai calon guru sehingga
memiliki pengalaman melakukan pembelajaran dan kesiapan untuk melakukan praktek
pendidikan di sekolah/lembaga/klub. Keterampilan dasar yang dimaksudkan dalam
hal ini adalah:
1. Menemukan tingkah laku calon
pengajar dan memperoleh umpan balik sebagai hasil supervisi.
2. Menemukan dan melengkapi pengajaran
yang sifatnya dinamis dalam proses belajar mengajar.
3. Menemukan model–model penampilan
seorang guru dalam pembelajaran, menggunakan hasil supervisi sebagai dasar
diagnostik dan remidi untuk mencapai tujuan latihan keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA
Joni, T. Raka. 1984. Keterampilan
Menjelaskan. Jakarta: Depdikbud.
Rohani, Ahmad. 1991. Pengelolaan
Pengajaran. Jakarta: Rangka Cipta.
Comments
Post a Comment