Pembuatan Larutan,



BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
        Dalam kehidupan sehari-hari kita sering munjumpai yang yang namanya larutan, terkadang kita sering membuat setiuap hari. Dimana larutan ini kita biasa buat pada saat kita memasak makanan seperti sayur kita perlu biasa muncul keraguan dalam diri kita apakah rasa dari sayuran itu sudah special atau tidak. Sehingga kita memerlukan takaran yang pas supaya rasanya special.
        Selain itu, kita dapat juga membuaat minuman dirumah seperti the dan kopi sehingga dapat kita ketahui bahwa dapat juga pengenceran pada saat pembuatan the atau kopi. Karena semakin terbiasa kita membuat minuman seperti the dan kopi maka kita bisa mengetahu pengenceran dari gula dengan cepat dan tepat. Kita pun mampu membuat the atau kopi dengan rasa yang special dengan komposisi yang bagus pula.
        Tetapi terkadang kita berfikir apakah minuman yang saya buat  sudah enak rasanya atau bahkan terlalu manis. Maka dari itu kita perlu membuat resep makanan ataupun minum supaya rasa rasa yang dihasilkan enak dan perlu juga komposisi supaya rasanya menjadi special. Serta bagaimana cara kita membuat suatu masdakan yang berkuah dengan campuran air dan penyedap rasa.
        Sehingga larutan adalah campuran karena tidak memiliki komposisi yang tepat. Namun, kebanyakan larutan terdapat basnyaknya zat terlarut (solute) yang dapat larut dalam sejumlah zat terlarut (solvent) pada suhu tetentu.  Konsentrasi maksimum zat terlarut yang dapat larut dalam pelarut dengan kuantitas tertentu disebut kelarutan (solubility) zat terlarut tersebut.
        Melalui percobaan ini, kita akan mencampurka air dengan bahan kimia dalam kehidupan setiap umat manusia. Dimana tujuan yang ingiun dicapai supaya mendapatkan konsentrasi tertentu suatu larutan. Sehingga mampu membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan pengenceran larutan yang akan dibuat pada percobaan ini. Dimana percobaan ini adalah “Pembuatan Larutan”.
B. Rumusan Masalah
            Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerka larutan, dan menentukan konsentrasi larutan yang dibuat
C. Tujuan Percobaan
            Pada percobaan ini praktika diharapkan mampu membuata larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan dan menentukan konsentrasi larutan yang telah dibuat
D. Waktu dan Tempat
            Waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini adalah sebagai berikut:
     Hari/Tanggal : Sabtu/ 04 Januari 2014
     Waktu           : 11.30 s.d 12.13 WITA
     Tempat          : Laboratorium Kimia Dasar
                             Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddi Makassar






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian Larutan
             Larutan didefenisikaan sebagai campuran homogeny antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan maupun padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relative terhadap pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute.
             Pada umumnya zat yang digunakan sebagai npelarut adalah air, selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol amoniak, kloroform, benzene, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air tidak disebutkan.[1]
             Molalitas didefinisikan sebagai banyaknya mol zat terlarut perkilogram pelarut dalam larutan. Lambing untuk  molalitas adalah m dan satuaanya adalah molal. Perbedaan molalitas dengan molaritas adalah molalitas didefinisikan dri segi kilogram bukan liter, molalitas didefinisikan dari segi pelarut bukan larutan dan lambang molalitas adalah huruf kecil m bukan hurup kaipital M.
             Fraksi mol (mole fraction) suatu  zat dalam larutan adalah rasio banyaknya mol zat tersebut dalam jumlah total mol dalam larutan tersebut. Lambang untuk fraksi mol adalah A biasanya XA, meskipun beberapa buku ajar menggunakan NA. jadi, untuk larutan yang mengandung x mol A, y mol B dan z mol C, maka fraksi mol A adalah.
 

XA  =  


Kita juga dapat membuat larutan lewat-jenuh atau larutan yang tidak stabil yang mengandung konsentrasi zat terlarut lebih besar daripada yang ada dalam larutan jenuh. Larutan seperti ini mengendapkan kelebihan zat terlarutnya jika Kristal zat terlarut ditambahkan kedalamnya. Larutan jenuh dibuat dengan melarutkan zat terlarut pada satu suhu dan dengan hati-hatimengubah suhu sampai ketitik larutan menjadi stabil.[2]

Fase larutan dapat berupa gas, cair atau fase padat, bergantung pada sifat kedua komponen pembentuk larutan. Apabila fase larutan dan fase zat-zat pembentuknya sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya disebut sebagai zat terlarut.
                                          Table 2.1: jenis-jenis larutan
No
Jenis Larutan
Zat Penyusun

1

Larutan gas
Campuran antar gas atau antar uap (dalam perbandingan).
Contohnya:” udara” dengan N2 sebagai pelarut


2


Larutan cair
Zat padat, zat cair atau gas malarut kedalam pelarut cair.
Contoh: iod dalam alcohol, asam asetat dalam air, O2 dalam air dan seterusnya
3
Larutan padat:
a. Gas terlarut dalam zat padat
b. Zat cair terlarut dalam zat padat
c. Zat padat terlarut dalam zat padat

Gas H2 dengan logam palladium
Raksa dala logam emas (emalgam)

Seng dalam tembaga disebut kuningan, karbon dalam besi disebut baja, logam dalam tembaga disebut perunggu dan sebagainya

Beberapa zat cair dimana satu sama lain dapat bercampur dalam semu bejana disebut misibel penuh. Larutan zat cair dalam zat cair, sering diperlukan antara jumlah pelarut dan istilah zat terlarut seperti pada larutan alcohol dalam air.percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui atau untuk menggambarkan kemurniaan atau kepekatanh zat cair.[3]
Larutan juga dapat dilihat sebagai suatu homogeny yang komposisinya bervariasi. Meskipun larutaqn dapat mengandungbanyak komponen tetapi pada kesempatan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen yaitu larutan biner.
Berdasarkan nilai konsentrasi larutan itu dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu larutan encer dan larutan pekat. Pengelompokan ini akan menimbulkan permasalahan yaitu berapa nilai batas antara pekat dan encer.[4]

B. Konsentrasi Larutan
Bagaimana menyatakan perbandingan  antara zat terlarut dan pelarut, wujud senyawa zat atau komponen pembentuk larutan tidak sama. Jumlah maksimum zat terlarut dalam jumlah tertentu pelarut yang masih bisa membentuk homogeny. Jumlah zat terlarut yang dinyatakan sebagai massa, mol, massa ekuivalen, massa formula. Namun demikian, sebelum membicarakan masalah konsentrasi larutan perlu dijelaskan dahulu masalah massa ekuivalen.
Massa ekuivalen adalah massa dalam satuan gram suatu zat/senyawa/unsure yang diperlikan untuk untuk memberikan atau bereaksi dengan satu mol proton [H+] sedangkan pada reaksi redoks yang dimaksud dengan massa ekuivalen adalah massa dalam satuan gram suatu zat/senyawa/unsure yang diperlukan untuk memberikan atau menerima satu mol elektron.[5]
Larutan memainkan perang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dialam kebanyakan reaksi berlangsung dalam larutan air. Tubuh menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan. Pada mineral dan nutrisi diangkut dalam larutan air kesemua bagian jaringan.
C. Komponen Larutan
Suatu larutan terdiri dari dua komponen yang penting. Biasanya satu komponen yang mengandung jumlah zat terbanyak disebut sebagai pelarut. sedangkan komponen lainnya yang mengandung jumlah zat sedikit disebut zat terlarut. Kedua komponen dalam larutan dapat sebagai pelarut atau zat terlarut tergantung komposisinya. Kebanyakan orang memilih air sebagi pelarut karena air tetap mempertahankan keadaan fisiknya dan gula sebagai zat terlarut karena berubah keadaan fisiknya.
Pada umumnya larutan yang dimaksud adalah campuran yang berbentuk cair, meskipun ada juga yang berfase gas maupun padat. Larutan yang berbentuk gas adalah udara yang merupakan campuran dari berbagai jenis gas seperti nitrogen dan oksigen. Sedangkan yang berbentuk padat adalah emas 22 karat yang merupakan campuran homogen emas dengan perak atau logam lain.
Karena fase larutan dapat berbentuk padat, gas, cair berarti ada Sembilan kemungkinan jenis larutan. Diantara jenis larutan ini yang penting adalah larutan gas dalam cair, ciar dalam cair dan padat dalam cair. [6]
D. Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu:
1.      Temperature
2.      Sifat pelarut
3.      Efek ion sejenis
4.      Efek ion berlainan
5.      PH
6.      Hidrolisis
7.      Pengaruh kompleks
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi larutan tertentu harus diperhatikan:
1.      Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu sesuatu yang diinginkan. Berapa volume atau massa larutan yang akan dibuat
2.      Apabila larutan yang lebih pekat, suatu konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhi persamaaan:
                                         M1.V1=M2.V2
Ket: M1: Konsentrasi larutan sebelum diencerkan
          V1: Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
        M2: Konsentrasi larutan setelah diencerkan
        V2: Volume larutan atau massa setelah diencerkan
Proses pengenceran adalah proses mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan carah menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal inin terutama dapat terjadi pad pengenceran asam sulfat pekat.[7]
Kuantitas relative suatu zat tertentu dalam larutan disebut konsentrasi. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlansung. Dalam beberapa hal konsentrasi larutan menentukan hasil reaksi yang terbentuk.
E. Pembentukan Larutan
Dalam senyawa dapat bercampur dapat bercampur ( miselble) lebih mudah untuk ditarik antara molekul solute dan pelarut semakin besar.  Besarnya larutan ini ditentukan oleh jenis masing-masing molekul.
Dalam ilmu kimia dikenal suatu ungkapan “ like dissolves like” yaitu jika molekul solute dan pelarut mirip, maka akan mudah bagi nkeduanya untuk saling menggantikan sehingga mudah untuk bercampur. Secara umum, terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa non polar untuk larut dalam pelarut yang bersifat non polar dan senyawa kovalen polar atau senyawa ion larut kedalam pelarut polar. Dengan perkataan lain “sejenis melarutkan sejenis” dimana “sejenis” disini menunjukkan persamaan dalam hal kekuatan gaya tarik antar molekulnya.
F. Zat-Zat Tak Larut
Pada dasarnya tidak ada zat yang bersifat mutlak tak larut dalam pelarut tertentu. Namun kebanyakan zat padatyang terbentuk dengan ikatan kuatseperti logam-logam, kaca, plastic, batuan silikat dan mineral, tidak praktis larut dalam cairan biasa.
Molekul air saling menarik kuat berdasarkan hydrogen, sehingga molekul non polar seperti minyak terperas keluarmenuju lapisan atas. Minyak akan mengapung karena rapatannya lebih rendah. Air yang bersifat polar cenderung tidak melarutkanmolekul-molekul minya, tetapi hanya tertarik berdasarkan gaya London atau interaksi dipole-dipol.[8]
Jikalau berat volume lebih zat terlarut lebih besar zat pelarut, maka kriterianya dibalik yaitu zat terlarut berubah fungsinyamenjadi pelarut begitu juga sebaliknya. Jika zat terlarut berlebihan (lebih besar daripada nilai kelarutan bakunya) ditambahkan kedalam pelarutnya dengan volume tertentu.[9]
G. Bagian per Sejuta (bpj atau ppm)
Bpj atau ppm adalah satu bagian zat terlarut dalam satu juta bagian larutan. Satuan ppm sering dipakai untuk menyatakan konsentrasi zat yang sangat kecil dalam larutan gas, cair atau padat.
                                        1 ppm =                    
                                        Atau
                                        Ppm = 2
     Hubungan ppm dengan satuan lain:
1.      Ppm dengan berat per volume
1 ppm = 1mg/L
2.      Ppm berat per berat
1 ppm = 1 mg/kg
3.      Ppm dengan persen
1 ppm = 10-1 % atau 1% = 104 ppm.[10]
H. Normalitas
Normalitas adalah jumlah garam ekivalen dari satu liter larutan. Satuan konsentrasi normalitas serta untuk analisis volumetric terutama dalam reaksi oksidasi-reduksi (redoks). Sehingga:
                                            N =      dengan BE =
    Keterangan:
1.      BE : Berat Ekivalen
2.      BM: Berat Massa
3.      a     : Valensi (banyaknya ion dalam larutan)
    





1Muhammad  Qaddafi, Penuntun Praktikum Kimia Dasar. (Makassar , September 2013) hal 12
[2] David E Goldberg. Kimia Untuk Pemula (cet:III, Jakarta 2008) hal  174, 175, 176

[3] Muh Ham,Membuat Reangen Kimia. (Bandung  02 februari 2005) hal:2, 3
[4] Dr Muhammad  Zakir.Kimia Dasar. (Tamalanrea, September 2012) hal: 98,99
[5] Dr Muhammad  Zakir. Kimia Dasar (Tamalanrea, September  2012) hal: 99
[6] Estien yazid. Kimia Fisika. (Yogyakarta, 2005) hal: 37, 38
[7] 1Muhammad  Qaddafi, Penuntun Praktikum Kimia Dasar. (Makassar , September 2013) hal 12,13
[8] Estien yazid. Kimia Fisika. (Yogyakarta, 2005) hal: 39, 40, 41
[9] Dr Muhammad  Zakir. Kimia Dasar (Tamalanrea, September  2012) hal:99
[10] Estien yazid. Kimia Fisika. (Yogyakarta, 2005) hal: 50, 51, 53, 54, 55

Comments

Popular Posts