Makalah B.I. tentang paragraf

BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Sebagai seorang mahasiswa pada jurusan pendidikan dan juga sebagai seorang calon guru, hendaknya kita harus lebih memahami apa itu paragraf dan segala lingkup kaitannya sehingga kita bisa menularkan ilmu tersebut kegenerasi kita selanjutnya. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Oleh karena itu dibawah ini akan dibahas secara spesifik mengenai pengertian paragraf, syarat-syarat paragraf,  jenis-jenis paragraf, unsur-unsur paragraf, dan fungsi paragraf.



B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis   mencoba menguraikan masalah pokok yang berkaitan dengan materi dalam makalah ini yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan paragraf ?
2.      Bagaimana syarat-syarat paragraf ?
3.      Apakah fungsi dari paragraf ?
4.      Apa saja unsur-unsur dari paragraf ?
5.      Apa saja jenis-jenis paragraf ?
6.      Apa saja pengembangan paragraf ?
C.     Tujuan
              Dari paparan latar belakang diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu :
1.   Untuk mengetahui pengertian paragraf
2.   Untuk mengetahui syarat-syarat paragraf
3.   Untuk mengetahui fungsi dari pargraf
4.   Untuk mmegetahui unsur-unsur dari paragraf
5.   Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf
6.   Untuk mengetahui bagaimana pengembangan paragraf












BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Paragraf
        Paragraf atau alinea didefinisikan secara bermacam-macam, mulai dari yang sederhana hingga yang cukup rumit dan terperinci. Pertama, perlu disebutkan bahwa paragraf sesungguhnya merupakan karangan mini. Dikatakan karangan mini karena sesungguhnya segala sesuatu yang lazim terdapat didalam karangan atau tulisan, sesuai dengan prinsip dan tata kerja karang-mengarang  dan tulis-menulis, terdapa pula dalam sebuah paragraf. Maka dapat dimengerti kalau didunia perguruan tinggi, misalnya saja tugas untuk mengarang atau menulis ilimiah itu sering hanya dibatasi dalam satu paragraf.
          Paragraf berasal dari bahasa Yunani paragrafos yang artinya “menulis disamping”. Paragraf adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Atau ada juga yang mengartikan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat didalam paragraf harus disusun secara runtut dan sistematis, sehingga dapat dijelaskan hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya dalam paragraf itu. Satu hal lagi yang perlu dicatat didalam sebuah paragraf, yakni bahwa paragraf itu harus merupakan satu kesatuan yang padu dan utuh.
       Pengertian diatas menyiratkan bahwa sebuah paragraf itu harus mengandung pertalian yang logis antar kalimatnya. Tidak ada satupun kalimat didalam sebuah paragraf yang tidak bertautan, apalagi tidak bertautan dengan ide pokoknya. Ide pokok dalam sebuah paragraf sesungguhnya merupakan sebuah keharusan . Sama persis dengan sebuah kalimat yang dituntut memiliki pesan pokok yang harus disampaikan, sebuah paragraf juga mutlak harus memiliki ide utama atau pikiran pokok. Tanpa ide pokok demikian itu, sebuah kumpulan kalimat tidak dapat dianggap sebagai sebuah paragraf. Dalam sebuah paragraf tidak mungkin terdapat lebih dari satu ide pokok atau ide utama. Dan juga, Paragraf yang tidak memliki ide pokok sesungguhnya tidak dapat dianggap sebagai paragraf. Tanpa ide pokok atau ide utama , sebuah paragraf  pasti tidak akan memiliki kendali. Ide utama paragraf harus ditempatkan pada posisi yang jelas, sehingga pengembangan terhadap ide utama akan mudah dilakukan. Penempatan ide utama yang jelas tersebut sekaligus juga akan menentukan jenis tulisan atau karangan yang akan diemban oleh paragraf itu. Maksudnya, apakah tulisan itu sebuah deskripsi, sebuah argumentasi, sebuah narasi, sebuah eksposisi, sesungguhnya dapat dilihat dari keberadaan dan penempatan ide pokok paragraf tersebut.
Contoh paragraf :
       “Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki  tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung, penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini mengundang keprihatinan kita karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran air dan banjir. Selama pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat dikelola dengan baik, selamaitu pula sampah menjadi masalah.”
       Contoh paragraf diatas terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal sampah. Oleh sebab itu, paragraf itu mempunyai topik “masalah sampah” karena pokok permasalahan dalam paragraf itu adalah masalah sampah. Topik paragraf  adalah pikiran utama didalam sebuah paragraf . Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama itulah yang menjadi pokok persoalan atau pokok pembicaraan. Oleh sebab itu, ia kadang-kadang disebut juga gagasan pokok didalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik paragraf.
B.   Syarat-Syarat Paragraf
        Paragraf yang baik harus memenuhi beberapa syarat diantaranya adalah syarat kepaduan bentuk dan syarat kepaduan makna. Paragraf yang baik adalah paragraf yang semua unsur kebahasaannya menjamin kepaduan bentuk bagi keberadaan paragraf itu. Kalimat-kalimat dan unsur-unsur kebahasaan lainnya menjamin keberadaaan paragraf itu.
          Adapun kepaduan makna didalam sebuah paragraf ditunjukkan dengan kehadiran ide atau pikiran yang satu dengan yang lain tidak terpecah-pecah didalam paragraf itu. Kalau didalam kepaduan bentuk paragraf dipersyaratkan tidak adanya kalimat dan unsur kebahasaan lain yang sumbang, yang tidak mendukung keberadaan paragraf itu, sebaliknya didalam kepaduan makna paragraf dipersyaratkan tidak boleh adanya ide atau pikiran yang terpecah atau terbelah.
        Syarat- syarat sebuah paragraf yakni sebagi berikut :
1.      Kesatuan
                  Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu. Tiap alenia/paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia/paragraf adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
                  Contoh : “ Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng, selesai pertandingan final Kejurnas Tinju Amatir, Minggu malam, di Gedung Olah Raga Jateng, Semarang. Kota Semarang terdapat di Pantai Utara Pulau Jawa, ibu kota provinsi Jateng. Pernyataan ini dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh ketangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling puncak yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.”
                  Dalam paragraf ini kalimat ketiga tidak menunjukkan kepaduan yang utuh terhadap paragraf. Oleh sebab itu, kalimat itu harus dikeluarkan dari paragraf.
2.      Koherensi/Kepaduan Paragraf
            Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alinea ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alinea, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.
            Pertautan yang terjadi antara kalimat satu dengan kalimat yang lainnya itu mengandaikan terjadinya kepaduan dan kesatuan unsur-unsur yang membangun paragraf itu. Itulah mengapa dipersyaratkan bahwa paragraf itu harus merupakan untaian kalimat-kalimat yang sistematis susunannya, utuh dan padu pertautan makna dan bentuknya. Pemahaman yang berbeda ihwal paragraf menegaskan bahwa untaian kalimat-kalimat yang membentuk paragraf itu harus dapat digunakan untuk mengungkapkan pikiran-pikiran atau ide-ide yang jelas. Pikiran atau ide yang diungkapkan tersebut terdiri pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran-pikiran penjelas sebagai penopangnya.
C. Fungsi Paragraf
Sesuatu yang bersifat abstrak lebih sukar dipahami daripada sesuatu yang lebih kecil dan konkret . Pemahamn pada dasarnya ialah memahami bagian-bagian kecil serta hubungan antar bagian-bagian itu dalam rangka keseluruhan. Karangan pun dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang abstrak. Maka untuk memahaminya, karangan itu perlu dipecah-pecah jadi bagian-bagian kecil yang dikenal dengan istilah paragraf . Memahami isi paragraf jauh lebih mudah daripada memahami isi buku sekaligus.
Penulisan paragraf yang terencana baik selalu bersifat logis sistematis. Paragraaf yang tersusun baik merupakan alat bantu baik bagi pengarang maupun bagi pembaca. Seperangkat kalimat itu akan memungkinkan pengarang mengembangkan jalan pikirannya secara sistematis. Bagi para pembaca, kalimat-kalimat yang tersusun secara sistematis itu sangat memudahkan untuk menelusuri serta memahami jalan pikiran pengarang.
 Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
1.   Penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraf
2.      Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
3.      Penanda bahwa pikiran baru dimulai
4.      Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
5.      Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar , transisi, dan penutup.
D. Unsur-Unsur Paragraf
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Topik merupakan hal terpenting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
a.       Kalimat Utama
Unsur pertama dari sebuah paragraf adalah kalimat utama yang merupakan kalimat yang mengandung ide pokok atau ide utama atau pikiran utama paragraf  yang merupakan pengendali dari bangunan paragraf itu. Bahkan jika ide pokok itu terimplikasi atau tersirat didalam sebuah paragraf, ide pokok yang tersirat itupun mampu menjadi peranti kendali bagi sebuah paragraf. Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan  suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
-         Deduktif   : kalimat utama diletakan di awal alinea
-         Induktif     : kalimat utama diletakan di akhir anilea
-         Variatif      : kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
-         Deskriptif/naratif        : kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
b.      Kalimat Penjelas
Unsur penting kedua dalam sebuah paragraf adalah kalimat penjelas. Dapat dikatakan sebagai kalimat penjelas karena tugas dari kalimat itu memang menjelaskan dan menjabarkan lebih lanjut ide pokok dan kalimat utama yang terdapat dalam paragraf tersebut. Jadi, kalimat penjelas yang baik dan benar sesungguhnya akan menjadi penentu pokok dari benar-benar baik dan tuntasnya paragraf tersebut. Panjang atau jumlah kalimat penjelas dalam sebuah paragraf tidak ada ukuran pasti
Tuntas dan tidak tuntasnya penjabaran kalimat utama kedalam kalimat-kalimat penjelas pada sebuah paragraf sama sekali tidak dapat ditentukan dan diukur dari panjang pendeknya paragraf, tetapi lebih dari semua itu, yakni terletak pada bagaimana ide pokok dan kalimat utama paragraf itu dijabarkan secara sungguh-sungguh jelas dan terperinci. Jadi, jangan terkecoh dengan kuantitas atau jumlah kalimat dalam sebuah paragraf. Tidak tentu yang panjang itu pasti beres dan tuntas. Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1.     Provokatif (menarik)
2.      Berbentuk frase
3.      Relevan (sesuai dengan isi)
4.     Logis
5.     Spesifik
c.       Kalimat Penegas
Kehadiran kalimat penegas dalam sebuah paragraf bersifat tentatif, bersifat mana suka. Bilaman memang dirasa perlu dihadirkan, maka silahkan saja dihadirkan didalam paragraf. Orang tertentu sangat tidak suka dan selalu berusaha untuk menghindari pengulangan kalimat, pun jka kalimat tersebut digunakan untuk menegaskan.
Maka, dalam konteks pemakaian paragraf yang demikian ini, kehadiran sebuah kalimat penegas didalam paragraf, menjadi sangat tidak dipentingkan oleh penulis. Satu hal yang juga harus dicatat oleh penyusun paragraf, dan para penulis  pada umumnya, juga para dosen dan mahasiswa bahwa kalimat penegas demikian itu bukanlah ide pokok dan kalimat pokok baru.
E. Jenis-Jenis Paragraf
a.  Pembagian Paragraf Menurut Teknik Pemaparannya
Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi menjadi:
1.      Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat. 
   2.      Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3.  Deskripsi
        Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4. Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
6.      Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
     b.    Pembagian Paragraf Berdasarkan Tujuannya
                        Paragraf dalam sebuah karangan biasanya terbagi dalam tiga jenis, yakni paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan paragraf penutup. Karangan atau tulisan minimal dalam bidang apapun, hampir selalu memiliki konstruksi tiga paragraf demikian ini. Dalam konteks surat-menyurat atau korespondensi, prinsip tiga paragraf demikian ini juga berlaku. Sebuah surat dikatakan baik bila memiliki kualifikasi yang baik pada tiga jenis paragraf seperti yang telah disebutkan.
a.       Paragraf Pembuka
     Dapat dikatakan sebagai paragraf pembuka karena tugas pokoknya memang adalah untuk dan mengantarkan pembaca agar dapat memasuki paragraf-paragraf pengembang yang akan dihadirkan kemudian. Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Sebagai pembuka atau pengantar, paragraf pembuka harus dibuat menarik atau memikat pembaca agar mereka mau meneruskan mau meneruskan masuk ke dalam paragraf-paragraf selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ialah dengan mengutip pernyataan yang memberikan rangsangan dari para terkemuka atau orang yang terkenal. Untuk karangan ilmiah yang bersifat akademik-formal, bisa pula dicantumkan latar belakang masalah dan permasalahan yang hendak diangkat didalam tulisan itu.
b.       Paragraf Pengembang
         Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf  pembuka dan paragraf penutup. Paragraf pengembang atau paragraf isi sesungguhnya berisi inti atau esensi pokok beserta seluruh jabarannya dari sebuah karya tulis itu sendiri. Dengan paragraf pengantar, para pembaca budiman sesungguhnya dibawa dan diarahkan untuk dapat masuk kedalam paragraf-paragraf pengembang ini. Ukuran dari paragraf pengembang tidak pernah ditentukan dalam sebuah karya ilmiah. Banyak sedikitnya paragraf sesungguhnya tidak dapat digunakan sebagai parameter baik atau tidaknya paragraf pengembang dari sebuah karya ilmiah. Paragraf pengembang mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan kata lain, paragraf pengembang megemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu, satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis.
c.       Paragraf Penutup
         Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya. Paragraf penutup bertugas mengakhiri sebuah tulisan atau karangan . Semua karangan pasti diakhiri dengan paragraf penutup untuk menjami bahwa permasalahan yang dipampangkan pada awal paragraf karangan itu terjawab secara jelas tegas dan tuntas di dalam paragraf-paragraf pengembang, dan disimpulkan atau ditegaskan kembali didalam paragraf penutup.
     Jadi, isi paragraf penutup itu dapat berupa simpulan  atau penegasan kembali pemaparan yang telah disajikan sebelumnya. Atau, adakalanya pula sebuah paragraf penutup berisi rangkuman dari perincian-perincian jabaran yang telah dilakukan sebelumnya  didalam bagian isi karangan atau tulisan.
c.  Pembagian Paragraf Berdasarkan letak Kalimat Utama
       Pembagian paragraf berdasarkan letak kalimat utama yaitu :
1.       Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru. 
2.       Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh paragraf induktif :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien.
3.       Paragraf campuran
      Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
F. Pengembangan Paragraf
Paragraf harus diuraikan dan dikembangan oleh para penulis atau pengarang dengan variatif. Sebuah karangan ilmiah bisa mengambil salah satu model pengembangan atau bisa pula menkombinasikan beberapa  modl sekaligus.
1.      Pengembangan Ilmiah
Pengembangan paragraf yang berciri ilmisah didasarkan pada fakta spesial dan kronologi. Jadi, pengembangan itu harus setia pada urutan tempat,  yakni dari titik tertentu menuju titik yang tertentu pula dalam sebuah dimensi deskripsi.
2.      Pengembangan Deduksi-Induksi
Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai dari sesuatu gagasan yang sifatnya umum dan diikuti dengan perincian-perincian yang sifatnya khusus dan terperinci. Pengembangan paragraf dalam model induksi adalah  pengembangan yang dimulai dari hal-hal yang sifatnya khusus, mendetail, terperinci, menuju ke hal-hal yang sifatnya umum.
3.      Pengembanga Analogi
Pengembangan paragraf secara analogis  lazimnya  dimulai dari sesuatu yang sifatnya umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak dipahami kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih baru, sesuatu yang belum banyak dipahami publik.
4.      Pengembangan Klasifikasi
Paragraf yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip klasifikasi juga akan dapat memudahkan pembaca dalam memahami isinya. Dengan cara klasifikasi itu, maka tipe-tipe yang sifatnya khusus atau spesifik akan dapat ditemukan.
5.      Pengembangan Komparatif dan Konstrastif
Model pengembangan komparatif yaitu pembandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi kesamaannnya. Sedangkan perbandingan konstratif yaitu perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi perbedaannya.
6.      Pengembangan Sebab Akibat
Sebuah paragraf dapat dikembangkann  dengan model sebab-akibat atau sebaliknya akibat-sebab. Pengembangan paragraf dengan cara  demikian ini juga lazim disebut sebgai pengembangan yang sifatnya rasional.
7.      Pengembangan Klimaks-Antiklimaks
Paragraf dapat dikembangkan pula dari puncak-puncak peristiwa yang sifatnya kecil-kecil dan beranjak terus maju kedalam puncak peristiwa yang paling besar atau paling optimal, kemudian berhenti di puncak yang paling optimal tersebut.














BAB III
PENUTUP
A.            KESIMPULAN
-       Paragraf berasal dari bahasa Yunani paragrafos yang artinya “menulis disamping”. Paragraf adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Atau ada juga yang mengartikan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
-         Syarat- syarat sebuah paragraf yakni kesatuan dan kepaduan paragraf
-         Fungsi paragraf yaitu :
1. Penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraf
2.  Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
3.  Penanda bahwa pikiran baru dimulai
4. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
5.      Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar , transisi, dan penutup.
-       Unsur-unsur paragraf terdiri atas kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas
-       Jenis-jenis paragraf dibagi berdasarkan teknik pemaparannya, tujuan, dan letak kalimat utamanya.
-       Paragraf harus diuraikan dan dikembangkan oleh para penulis atau pengarang dengan variatif.
B.     SARAN
Semoga karya tulis ini dapat membantu dalam menulis paragraf yang baik dan bisa menjadi acuan bagi para penulis untuk membuat karya tulis yang lebih baik dan semoga karya tulis ini menjadi suatu motivasi bagi pembaca agar meningkatkan minat belajarnya untuk mempelajari paragraf mengingat materi paragraf adalah salah satu materi yang sangat penting.


DAFTAR PUSTAKA

Rahardi Kunjana, 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
                        Jakarta : Erlangga
            Arifin Zaenal, S. Amran Tasai, 1991.  Cermat Berbahasa Indonesia.
            Jakarta : PT Medi Yatama Sarana Perkasa http://guntur66studentsitegunadarma.blogspot.com



 BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Sebagai seorang mahasiswa pada jurusan pendidikan dan juga sebagai seorang calon guru, hendaknya kita harus lebih memahami apa itu paragraf dan segala lingkup kaitannya sehingga kita bisa menularkan ilmu tersebut kegenerasi kita selanjutnya. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Oleh karena itu dibawah ini akan dibahas secara spesifik mengenai pengertian paragraf, syarat-syarat paragraf,  jenis-jenis paragraf, unsur-unsur paragraf, dan fungsi paragraf.



B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis   mencoba menguraikan masalah pokok yang berkaitan dengan materi dalam makalah ini yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan paragraf ?
2.      Bagaimana syarat-syarat paragraf ?
3.      Apakah fungsi dari paragraf ?
4.      Apa saja unsur-unsur dari paragraf ?
5.      Apa saja jenis-jenis paragraf ?
6.      Apa saja pengembangan paragraf ?
C.     Tujuan
              Dari paparan latar belakang diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu :
1.   Untuk mengetahui pengertian paragraf
2.   Untuk mengetahui syarat-syarat paragraf
3.   Untuk mengetahui fungsi dari pargraf
4.   Untuk mmegetahui unsur-unsur dari paragraf
5.   Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf
6.   Untuk mengetahui bagaimana pengembangan paragraf












BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Paragraf
        Paragraf atau alinea didefinisikan secara bermacam-macam, mulai dari yang sederhana hingga yang cukup rumit dan terperinci. Pertama, perlu disebutkan bahwa paragraf sesungguhnya merupakan karangan mini. Dikatakan karangan mini karena sesungguhnya segala sesuatu yang lazim terdapat didalam karangan atau tulisan, sesuai dengan prinsip dan tata kerja karang-mengarang  dan tulis-menulis, terdapa pula dalam sebuah paragraf. Maka dapat dimengerti kalau didunia perguruan tinggi, misalnya saja tugas untuk mengarang atau menulis ilimiah itu sering hanya dibatasi dalam satu paragraf.
          Paragraf berasal dari bahasa Yunani paragrafos yang artinya “menulis disamping”. Paragraf adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Atau ada juga yang mengartikan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat didalam paragraf harus disusun secara runtut dan sistematis, sehingga dapat dijelaskan hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya dalam paragraf itu. Satu hal lagi yang perlu dicatat didalam sebuah paragraf, yakni bahwa paragraf itu harus merupakan satu kesatuan yang padu dan utuh.
       Pengertian diatas menyiratkan bahwa sebuah paragraf itu harus mengandung pertalian yang logis antar kalimatnya. Tidak ada satupun kalimat didalam sebuah paragraf yang tidak bertautan, apalagi tidak bertautan dengan ide pokoknya. Ide pokok dalam sebuah paragraf sesungguhnya merupakan sebuah keharusan . Sama persis dengan sebuah kalimat yang dituntut memiliki pesan pokok yang harus disampaikan, sebuah paragraf juga mutlak harus memiliki ide utama atau pikiran pokok. Tanpa ide pokok demikian itu, sebuah kumpulan kalimat tidak dapat dianggap sebagai sebuah paragraf. Dalam sebuah paragraf tidak mungkin terdapat lebih dari satu ide pokok atau ide utama. Dan juga, Paragraf yang tidak memliki ide pokok sesungguhnya tidak dapat dianggap sebagai paragraf. Tanpa ide pokok atau ide utama , sebuah paragraf  pasti tidak akan memiliki kendali. Ide utama paragraf harus ditempatkan pada posisi yang jelas, sehingga pengembangan terhadap ide utama akan mudah dilakukan. Penempatan ide utama yang jelas tersebut sekaligus juga akan menentukan jenis tulisan atau karangan yang akan diemban oleh paragraf itu. Maksudnya, apakah tulisan itu sebuah deskripsi, sebuah argumentasi, sebuah narasi, sebuah eksposisi, sesungguhnya dapat dilihat dari keberadaan dan penempatan ide pokok paragraf tersebut.
Contoh paragraf :
       “Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki  tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung, penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini mengundang keprihatinan kita karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran air dan banjir. Selama pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat dikelola dengan baik, selamaitu pula sampah menjadi masalah.”
       Contoh paragraf diatas terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal sampah. Oleh sebab itu, paragraf itu mempunyai topik “masalah sampah” karena pokok permasalahan dalam paragraf itu adalah masalah sampah. Topik paragraf  adalah pikiran utama didalam sebuah paragraf . Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama itulah yang menjadi pokok persoalan atau pokok pembicaraan. Oleh sebab itu, ia kadang-kadang disebut juga gagasan pokok didalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik paragraf.
B.   Syarat-Syarat Paragraf
        Paragraf yang baik harus memenuhi beberapa syarat diantaranya adalah syarat kepaduan bentuk dan syarat kepaduan makna. Paragraf yang baik adalah paragraf yang semua unsur kebahasaannya menjamin kepaduan bentuk bagi keberadaan paragraf itu. Kalimat-kalimat dan unsur-unsur kebahasaan lainnya menjamin keberadaaan paragraf itu.
          Adapun kepaduan makna didalam sebuah paragraf ditunjukkan dengan kehadiran ide atau pikiran yang satu dengan yang lain tidak terpecah-pecah didalam paragraf itu. Kalau didalam kepaduan bentuk paragraf dipersyaratkan tidak adanya kalimat dan unsur kebahasaan lain yang sumbang, yang tidak mendukung keberadaan paragraf itu, sebaliknya didalam kepaduan makna paragraf dipersyaratkan tidak boleh adanya ide atau pikiran yang terpecah atau terbelah.
        Syarat- syarat sebuah paragraf yakni sebagi berikut :
1.      Kesatuan
                  Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu. Tiap alenia/paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia/paragraf adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
                  Contoh : “ Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng, selesai pertandingan final Kejurnas Tinju Amatir, Minggu malam, di Gedung Olah Raga Jateng, Semarang. Kota Semarang terdapat di Pantai Utara Pulau Jawa, ibu kota provinsi Jateng. Pernyataan ini dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh ketangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling puncak yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.”
                  Dalam paragraf ini kalimat ketiga tidak menunjukkan kepaduan yang utuh terhadap paragraf. Oleh sebab itu, kalimat itu harus dikeluarkan dari paragraf.
2.      Koherensi/Kepaduan Paragraf
            Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alinea ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alinea, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.
            Pertautan yang terjadi antara kalimat satu dengan kalimat yang lainnya itu mengandaikan terjadinya kepaduan dan kesatuan unsur-unsur yang membangun paragraf itu. Itulah mengapa dipersyaratkan bahwa paragraf itu harus merupakan untaian kalimat-kalimat yang sistematis susunannya, utuh dan padu pertautan makna dan bentuknya. Pemahaman yang berbeda ihwal paragraf menegaskan bahwa untaian kalimat-kalimat yang membentuk paragraf itu harus dapat digunakan untuk mengungkapkan pikiran-pikiran atau ide-ide yang jelas. Pikiran atau ide yang diungkapkan tersebut terdiri pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran-pikiran penjelas sebagai penopangnya.
C. Fungsi Paragraf
Sesuatu yang bersifat abstrak lebih sukar dipahami daripada sesuatu yang lebih kecil dan konkret . Pemahamn pada dasarnya ialah memahami bagian-bagian kecil serta hubungan antar bagian-bagian itu dalam rangka keseluruhan. Karangan pun dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang abstrak. Maka untuk memahaminya, karangan itu perlu dipecah-pecah jadi bagian-bagian kecil yang dikenal dengan istilah paragraf . Memahami isi paragraf jauh lebih mudah daripada memahami isi buku sekaligus.
Penulisan paragraf yang terencana baik selalu bersifat logis sistematis. Paragraaf yang tersusun baik merupakan alat bantu baik bagi pengarang maupun bagi pembaca. Seperangkat kalimat itu akan memungkinkan pengarang mengembangkan jalan pikirannya secara sistematis. Bagi para pembaca, kalimat-kalimat yang tersusun secara sistematis itu sangat memudahkan untuk menelusuri serta memahami jalan pikiran pengarang.
 Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
1.   Penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraf
2.      Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
3.      Penanda bahwa pikiran baru dimulai
4.      Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
5.      Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar , transisi, dan penutup.
D. Unsur-Unsur Paragraf
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Topik merupakan hal terpenting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
a.       Kalimat Utama
Unsur pertama dari sebuah paragraf adalah kalimat utama yang merupakan kalimat yang mengandung ide pokok atau ide utama atau pikiran utama paragraf  yang merupakan pengendali dari bangunan paragraf itu. Bahkan jika ide pokok itu terimplikasi atau tersirat didalam sebuah paragraf, ide pokok yang tersirat itupun mampu menjadi peranti kendali bagi sebuah paragraf. Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan  suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
-         Deduktif   : kalimat utama diletakan di awal alinea
-         Induktif     : kalimat utama diletakan di akhir anilea
-         Variatif      : kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
-         Deskriptif/naratif        : kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
b.      Kalimat Penjelas
Unsur penting kedua dalam sebuah paragraf adalah kalimat penjelas. Dapat dikatakan sebagai kalimat penjelas karena tugas dari kalimat itu memang menjelaskan dan menjabarkan lebih lanjut ide pokok dan kalimat utama yang terdapat dalam paragraf tersebut. Jadi, kalimat penjelas yang baik dan benar sesungguhnya akan menjadi penentu pokok dari benar-benar baik dan tuntasnya paragraf tersebut. Panjang atau jumlah kalimat penjelas dalam sebuah paragraf tidak ada ukuran pasti
Tuntas dan tidak tuntasnya penjabaran kalimat utama kedalam kalimat-kalimat penjelas pada sebuah paragraf sama sekali tidak dapat ditentukan dan diukur dari panjang pendeknya paragraf, tetapi lebih dari semua itu, yakni terletak pada bagaimana ide pokok dan kalimat utama paragraf itu dijabarkan secara sungguh-sungguh jelas dan terperinci. Jadi, jangan terkecoh dengan kuantitas atau jumlah kalimat dalam sebuah paragraf. Tidak tentu yang panjang itu pasti beres dan tuntas. Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1.     Provokatif (menarik)
2.      Berbentuk frase
3.      Relevan (sesuai dengan isi)
4.     Logis
5.     Spesifik
c.       Kalimat Penegas
Kehadiran kalimat penegas dalam sebuah paragraf bersifat tentatif, bersifat mana suka. Bilaman memang dirasa perlu dihadirkan, maka silahkan saja dihadirkan didalam paragraf. Orang tertentu sangat tidak suka dan selalu berusaha untuk menghindari pengulangan kalimat, pun jka kalimat tersebut digunakan untuk menegaskan.
Maka, dalam konteks pemakaian paragraf yang demikian ini, kehadiran sebuah kalimat penegas didalam paragraf, menjadi sangat tidak dipentingkan oleh penulis. Satu hal yang juga harus dicatat oleh penyusun paragraf, dan para penulis  pada umumnya, juga para dosen dan mahasiswa bahwa kalimat penegas demikian itu bukanlah ide pokok dan kalimat pokok baru.
E. Jenis-Jenis Paragraf
a.  Pembagian Paragraf Menurut Teknik Pemaparannya
Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi menjadi:
1.      Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat. 
   2.      Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3.  Deskripsi
        Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4. Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
6.      Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
     b.    Pembagian Paragraf Berdasarkan Tujuannya
                        Paragraf dalam sebuah karangan biasanya terbagi dalam tiga jenis, yakni paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan paragraf penutup. Karangan atau tulisan minimal dalam bidang apapun, hampir selalu memiliki konstruksi tiga paragraf demikian ini. Dalam konteks surat-menyurat atau korespondensi, prinsip tiga paragraf demikian ini juga berlaku. Sebuah surat dikatakan baik bila memiliki kualifikasi yang baik pada tiga jenis paragraf seperti yang telah disebutkan.
a.       Paragraf Pembuka
     Dapat dikatakan sebagai paragraf pembuka karena tugas pokoknya memang adalah untuk dan mengantarkan pembaca agar dapat memasuki paragraf-paragraf pengembang yang akan dihadirkan kemudian. Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Sebagai pembuka atau pengantar, paragraf pembuka harus dibuat menarik atau memikat pembaca agar mereka mau meneruskan mau meneruskan masuk ke dalam paragraf-paragraf selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ialah dengan mengutip pernyataan yang memberikan rangsangan dari para terkemuka atau orang yang terkenal. Untuk karangan ilmiah yang bersifat akademik-formal, bisa pula dicantumkan latar belakang masalah dan permasalahan yang hendak diangkat didalam tulisan itu.
b.       Paragraf Pengembang
         Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf  pembuka dan paragraf penutup. Paragraf pengembang atau paragraf isi sesungguhnya berisi inti atau esensi pokok beserta seluruh jabarannya dari sebuah karya tulis itu sendiri. Dengan paragraf pengantar, para pembaca budiman sesungguhnya dibawa dan diarahkan untuk dapat masuk kedalam paragraf-paragraf pengembang ini. Ukuran dari paragraf pengembang tidak pernah ditentukan dalam sebuah karya ilmiah. Banyak sedikitnya paragraf sesungguhnya tidak dapat digunakan sebagai parameter baik atau tidaknya paragraf pengembang dari sebuah karya ilmiah. Paragraf pengembang mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan kata lain, paragraf pengembang megemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu, satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis.
c.       Paragraf Penutup
         Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya. Paragraf penutup bertugas mengakhiri sebuah tulisan atau karangan . Semua karangan pasti diakhiri dengan paragraf penutup untuk menjami bahwa permasalahan yang dipampangkan pada awal paragraf karangan itu terjawab secara jelas tegas dan tuntas di dalam paragraf-paragraf pengembang, dan disimpulkan atau ditegaskan kembali didalam paragraf penutup.
     Jadi, isi paragraf penutup itu dapat berupa simpulan  atau penegasan kembali pemaparan yang telah disajikan sebelumnya. Atau, adakalanya pula sebuah paragraf penutup berisi rangkuman dari perincian-perincian jabaran yang telah dilakukan sebelumnya  didalam bagian isi karangan atau tulisan.
c.  Pembagian Paragraf Berdasarkan letak Kalimat Utama
       Pembagian paragraf berdasarkan letak kalimat utama yaitu :
1.       Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru. 
2.       Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh paragraf induktif :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien.
3.       Paragraf campuran
      Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
F. Pengembangan Paragraf
Paragraf harus diuraikan dan dikembangan oleh para penulis atau pengarang dengan variatif. Sebuah karangan ilmiah bisa mengambil salah satu model pengembangan atau bisa pula menkombinasikan beberapa  modl sekaligus.
1.      Pengembangan Ilmiah
Pengembangan paragraf yang berciri ilmisah didasarkan pada fakta spesial dan kronologi. Jadi, pengembangan itu harus setia pada urutan tempat,  yakni dari titik tertentu menuju titik yang tertentu pula dalam sebuah dimensi deskripsi.
2.      Pengembangan Deduksi-Induksi
Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai dari sesuatu gagasan yang sifatnya umum dan diikuti dengan perincian-perincian yang sifatnya khusus dan terperinci. Pengembangan paragraf dalam model induksi adalah  pengembangan yang dimulai dari hal-hal yang sifatnya khusus, mendetail, terperinci, menuju ke hal-hal yang sifatnya umum.
3.      Pengembanga Analogi
Pengembangan paragraf secara analogis  lazimnya  dimulai dari sesuatu yang sifatnya umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak dipahami kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih baru, sesuatu yang belum banyak dipahami publik.
4.      Pengembangan Klasifikasi
Paragraf yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip klasifikasi juga akan dapat memudahkan pembaca dalam memahami isinya. Dengan cara klasifikasi itu, maka tipe-tipe yang sifatnya khusus atau spesifik akan dapat ditemukan.
5.      Pengembangan Komparatif dan Konstrastif
Model pengembangan komparatif yaitu pembandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi kesamaannnya. Sedangkan perbandingan konstratif yaitu perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi perbedaannya.
6.      Pengembangan Sebab Akibat
Sebuah paragraf dapat dikembangkann  dengan model sebab-akibat atau sebaliknya akibat-sebab. Pengembangan paragraf dengan cara  demikian ini juga lazim disebut sebgai pengembangan yang sifatnya rasional.
7.      Pengembangan Klimaks-Antiklimaks
Paragraf dapat dikembangkan pula dari puncak-puncak peristiwa yang sifatnya kecil-kecil dan beranjak terus maju kedalam puncak peristiwa yang paling besar atau paling optimal, kemudian berhenti di puncak yang paling optimal tersebut.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          BAB III
PENUTUP
A.            KESIMPULAN
-       Paragraf berasal dari bahasa Yunani paragrafos yang artinya “menulis disamping”. Paragraf adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Atau ada juga yang mengartikan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
-         Syarat- syarat sebuah paragraf yakni kesatuan dan kepaduan paragraf
-         Fungsi paragraf yaitu :
1. Penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraf
2.  Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
3.  Penanda bahwa pikiran baru dimulai
4. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
5.      Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar , transisi, dan penutup.
-       Unsur-unsur paragraf terdiri atas kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas
-       Jenis-jenis paragraf dibagi berdasarkan teknik pemaparannya, tujuan, dan letak kalimat utamanya.
-       Paragraf harus diuraikan dan dikembangkan oleh para penulis atau pengarang dengan variatif.
B.     SARAN
Semoga karya tulis ini dapat membantu dalam menulis paragraf yang baik dan bisa menjadi acuan bagi para penulis untuk membuat karya tulis yang lebih baik dan semoga karya tulis ini menjadi suatu motivasi bagi pembaca agar meningkatkan minat belajarnya untuk mempelajari paragraf mengingat materi paragraf adalah salah satu materi yang sangat penting.


DAFTAR PUSTAKA

Rahardi Kunjana, 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
                        Jakarta : Erlangga
            Arifin Zaenal, S. Amran Tasai, 1991.  Cermat Berbahasa Indonesia.
            Jakarta : PT Medi Yatama Sarana Perkasa http://guntur66studentsitegunadarma.blogspot.com

Comments

Popular Posts