Defenisi Tentang, Kepemimpinan,

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Kepemimpinan, bagi seorang kewirausahan, adalah modal yang sama pentingnya dengan kepercayaan dan kreativitas. Kreativitas yang tinggi membuat anda inovatif dan adaptif, kaya dengan pembaharuan dan tidak mudah dihambat oleh kejadian-kejadian dari luar. Kepemimpinan menggabungkan kreativitas dan kepercayaan menjadi sebuah usaha yang efiktif, yang berpengaruh luas dan hidup.
Sebelum usaha yang dibangun tanpa kepemimpinan yang kuat hanya akan menjadi usaha kecil yang stagnant (tidak berkembang). Anda hanya mampu memimpin sedikit orang dari usaha kecil dan tidak ada pertumbuhan usaha. Tanpa kepemimpinan, tidak ada orang hebat yang bekerja pada anda karyawan anda tidak betah bekerja sama dengan anda, dan pengetahuan atau pengalaman yang sudah anda tanam, hilang bersama kepindahan mereka. Tanpa kepemimpinan, tidak ada visi besar yang dapat dibangun menjadi sebuah usaha besar. Hanya orang-orang yang tak bisa ke mana-mana yang bertahan bekerja pada Anda.
         Sebaliknya, kepemimpinanlah  yang akan membentuk usaha Anda menjadi besar dan banyak orang yang mau bekerja dengan Anda. Kepemimpinan dibentuk bertahap, sejalan dengan tumbuhnya usaha. Dari kombinasi pengetahuan, pengalaman, keterampilan, cara mengarahkan, dan penerimaan.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.       Apa Definisi Kepemimpinan?
2.       Apa saja Sifat-Sifat Pemimpin yang harus dimiliki?
3.       Bagaimana Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan dalam Kewirausahaan?

C.    Tujuan Penulisan
    Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.       Untuk mengetahui definisi kepemimpinan.
2.       Untuk mengetahui sifat-sifat pemimpin yang harus dimiliki
3.       Untuk mengetahui kriteria keberhasilan kepemimpinan.
BAB II
ISI

A.    Pengertian Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi, kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama yang mendukung  kesuksesan organisasi dalam  mencapai tujuan. Banyak ahli yang mencoba untuk mendefinisikan kepemimpinan. Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan mengarahkan orang denan cara kepatuhan, kepercayaan, hormat, dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama (Timpe, 2002:181). Hughesc dalam Ria  (2009:11) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan fenomena kompleks yang melibatkan tiga hal utama yakni pemimpin, pengikut, dan situasi.
  Kepemimpinan asal kata dari Pimpin yang menunjukkan sifat yang dimiliki pemimpin itu . Kata pemimpin mengandung pengertian  mengarahkan, membina atau mengatur, dan menunjukkan ataupun ataupun memengaruhi. Jadi dalam kata pimpin termuat dua unsur pokok, yaitu subjek sebagai unsur pemimpin dan objek sebagai unsur yang dipinpin.
Dari pengertian-pengertian di atas Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu mempengaruhi perilaku orang lain. Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Kepemimpinan  hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin, Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin juga seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh-sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang melayani.
Kepemimpinan juga sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati
Keberhasilan atau efektifitas kepemimpinan tidak sajalah diukur bagaimana memberdayakan bawahannya tapi juga kemampuannya menjalankan atau melaksanakan kebijakan perusahaan melalui cara atau gaya kepemimpinannya. Pola atau gaya kepemimpinan sangat tergantung  pada karakteristik individu pemimpin menghadapi bawahan berdasarkan fungsinya sebagai atasan. Tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik, karena gaya kepemimpinan haruslah fleksibel dan harus disesuaikan dengan perilaku, sistem nilai yang dianut bawahan, situasi lingkungan, kematangan dan situasi bawahan. Seorang pemimpin yang berhasil dan efektif bila dapat melakukan gaya kepemimpinan yang tepat pada situasi yang tepat.
Wiraswasta atau wirausaha berasal dari kata: Wira yaitu utama, gagah berani, luhur; Swa: sendiri; Sta: berdiri; dan Usaha: kegiatan produktif. Hisrich, Peters, dan Sheperd mendifinisikan “Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatuyang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi”. Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan
Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan. Para wirausaha memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangkan gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi mereka dalam memajukan perusahaannya.
Prinsip umum dari kepemimpinan adalah : Semakin besar perhatian kita pada kariyawan kita, semakin keras mereka bekerja untuk kita. Gaya kepemimpinan sesuai dengan pemimpinnya. Jika benar-benar mementingkan para kariyawan kita, kemungkinan sukses kita lebih besar. Jika kita bersifat manusiawi dalam hubungan kita dengan kariyawan, hal ini hampir pasti akan membawa efisiensi dan laba yang lebih besar. Karakter yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha pada jiwa kepemimpinan wirausaha yaitu :
1.      Keberanian untuk Bertindak (Dare to act)
Keberanian untuk brtindak adalah  hakikat wirausaha. Keberanian seseorang dalam
Wirausaha yang senantiasa dihadang oleh risiko merkan wujud dari keberanian menembus ketidakpastian usaha. Karena itu, wirawasta membutuhkan perhitungan yang cermat, hati-hati, dan bersifat antisipatif terhadap segala kemungkinan timbulnya risiko yang dimaksud. Tiada usaha tanpa risiko mengingatkan kita semua untuk berupaya menekan atau memperkecil risiko dan tindakan ini merupakan keharusan yang mutlak. Adapun menghilangkan risiko merupakan hal yang sangat tidak mungkin dalam setiap usaha apapun.
2.      Membangun tim yang baik  (Good team leader)
Untuk mewujudkan komitmen perusahaan mutlak diperlukan kebersamaan langkah semua karyawan yang dikendalikan oleh pemimpin perusahaan. Kebersamaan karyawan dalam intern perusahaan ini, mencerminkan keterlibatan, dan konstribusi tenaga dan pikiran semua karyawan dengan membentuk tim yang baik sehingga terget perusahaan dapat diwujudkan bersama.
3.      Menjadi pendengar yang baik (Eager to learning)
Berpikir dan berjiwa besar merupakan ahli dalam menciptakan gambar yang positif, memandang ke depan, optimis baik dalam pikiran mereka sendiri maupun orang lain. Untuk berpikir besar kita harus menggunakan bahasa yang menghasilkan citra atau gambar mental positif dan besar.
4.      Berani mengambil resiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko menempatkan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Sseorang wirausaha yang berani menanggung risiko ialah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangi dengan cara yang baik.


5.      Having mentorn karyawan
Kemampuan seorang pimpinan wirausaha dan kar yawan mungkin ada batasnya dan kekurangan, oleh karena itu perlu untuk menggunakan mentor atau orang yang akan membimbing dan membina untuk mengembangkan usaha baik dalam bidang teknis maupun manajemen usaha. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi dan merespon adanya perubahan dan perkembangan teknologi dan preferensikonsumen yang senantiasa berubah.
6.      Pikiran yang terbuka (Open minded)
Seorang wirausaha yang terbuka terhadap ide baru inilah merupakan wirausaha yang inovatif dan kreatif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan. Pikiran yang luas dinamik dan kesediaan untuk pembaruan bisa lebih cepat berkembang dalam lapangan industri, tidak lepas dari suatu latar belakang, pengalaman perjalanan yang banyak.
7.      Adanya kepercayaan (Trusted)
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakina seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan dalam praktik sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang di hadapi. Oleh sebab itu, kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan ketidakgantuangan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan.

B.     Sikap-sikap Pemimpin yang Sukses dalam Berwirausaha
1.     Purposeful  (Memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai)
Memiliki tujuan yang jelas berarti punya pendinian, memiliki fokus, memiliki keyakinan akan keputusannya, memiliki kemampuan memu­tuskan, dan berdaya tahan, sesungguhnya merupakan kualitas pencapaian yang sukses dan tuntutan tujuan apa pun. Tak dapat dipungkiri, ini adalah salah satu kualitas manusia yang paling dicari dalam kehidupan, namun banyak orang yang belum memilikinya. Seseorang yang tidak memiliki tujuan dapat diibaratkan sebagai sebuah kapal di tengah-tengah kabut di lautan yang telah kehilangan kemudi dan layar sekaligus. Di saat semuanya berjalan mulus, sering kali dilema muncul tanpa kita sadari, kecuali mungkin kurangnya pemahaman akan arah yang jelas atau gerakan yang meyakinkan. Saat cuaca berubah ia akan bereaksi dengan pengaruh dari luar. Namun kita tetap dapat kehilangan arah tujuan kita seandainyapun layar dan kemudi tetap ada di tempatnya. Kecuali jika Anda mcmiliki tujuan yang jelas dalam mengambil suatu tindakan, Anda akan menuju arah yang salah.
2.    Tanggung Jawab
Pertanyaan-pertanyaan yang harus kita jawab sendiri mengenai ‘akan menjadi seperti apa perusahaan saya, jika semua orang seperti saya’ adalah sebagai berikut: Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya dalam diri kita membutuhkan evaluasi yang teratur. Kebiasaan memahami betapa kita harus bertanggung jawab terhadap apa yang kita pikirkan dan lakukan menupakan hal bernilai untuk dibangun. Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya pada din orang lain membutuhkan pujian dan evaluasi kinerja yang teratur. Kebiasaan semacam ini akan mengembangkan loyalitas yang lebih mendalam dan pemahaman yang lebih besar sebagaimana tanggung jawab yang kita harapkan dan orang lain. Sebagian besar evaluasi kinerja tradisional terlalu terpisah-pisah dan lebih berlandaskan pada ‘bagaimana Anda dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik’ danipada ‘seberapa balk yang telah Anda lakukan.’ Evaluasi kinerja seharusnya mengikutsertakan secara tepat apa yang ingin dicapai dan kata itu: baik mengevaluasi maupun juga memuji.
3.     Integrity (Integritas)
Tidak ada kualitas tunggal yang mendefinisikan para pemimpin, baik yang berpemikiran wirausaha atau tidak. Namun kualitas yang tak dapat diabaikan adalah melakukan sesuatu yang benar berdasarkan kesadaran akan kehormatan dan penghargaan pada orang lain. Memahami apa yang benar untuk dilakukan dan secara nyata mengerjakannya berarti memiliki integnitas. Filsuf Yunani Socrates percaya bahwa untuk sungguh mengetahui apa yang benar tidak mungkin tanpa bertindak selaras dengannya. Ketika dia telah dijatuhi hukuman mati oleh pemenintah untuk apa yang dianggap sebagai pandangan yang sangat kontroversial, teman-temannya memaksanya untuk melarikan diri dengan rencana yang telah mereka susun. Socrates dengan tegas menolak saran mereka, dengan menjawab: ‘Sepanjang hidupku, aku telah mengajarkan bahwa orang harus mematuhi hukum yang berlaku di suatu tempat. Jika hukum itu salah maka kita harus memperbaikinya melalui diskusi, dan walaupun saya menjadi korban ketidakadilan, saya tidak dapat dengan tiba-tiba melawan apa yang menjadi kepencayaan saya hanya karena hidup saya terancam. Pnionitas pertama manusia bukan hanya untuk hidup, namun untuk memimpin suatu kebaikan dan menjalani kehidupan’ Dengan lebih memilih untuk memberikan hidupnya dibandingkan hidup tanpa integnitas, dia membuat sebuah contoh sangat besar mengenai melakukan apa yang Anda ajarkan.
4.      Nonconformity (Ketidakcocokan)
Pemimpin wirausaha bukanlah seorang yang mudah cocok, kecuali dalam hal ketaatan mereka terhadap nilai inti. Tak seorang pun mencapai sukses yang sesungguhnya untuk menjadi diri sendiri dengan menjadi seorang yang mudah cocok (konformis). Namun dalam bisnis, banyak orang berpegang teguh pada pola yang mereka percayai, yaitu selubung mayoritas merupakan suatu prasyarat bagi persetujan dan keberhasilan. Dengan cara ini bisnis menjadi mangsa mitos , mendasar—bahwa mayoritas secara otomatis dan tanpa terkecuali selalu benar. Namun mayoritas tidaklah maha tahu semata-mata karena dia adalah mayoritas dan sullt untuk memastikan kebenaran pendapat tersebut.
5.     Keberanian
Ketika Anda memiliki keberanian terhadap pendirian Anda dan keberanian untuk menjadi diri Anda sendiri dan mengikuti jalan yang Anda percayai sebagai yang terbaik, kekuatan Anda yang sejati berkembang secara alami. Di dalamnya, Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ditinjau ulang dan diperhatikan, sementara kategori Kelemahan lebih diutamakan daripada apa yang dianggap sebagai kekuatan. Setiap laporan akan menekankan lebih pada yang pertama daripada yang terakhir secara sungguh-sungguh, sekalipun salah pedoman, kepercayaan bahwa sesuatu yang salah haruslah menjadi perhatian.
6.      Intuitive (Intuitif)
Suatu keputusan yang nyata merupakan sesuatu yang sangat penting. Bukan apa yang anda, Anda makan, ke mana Anda akan pergi atau bahkan, mobil apa yang akan Anda beli. Keputusan yang sesungguhnya adalah sesuatu yang mempengaruhi masa depan dan keberhasilan Anda dan juga orag lain. Sedikit orang akan berpendapat bahwa salah satu kemampuan yang terpenting dalam bisnis adalah untuk maju bersama dengan yang lain. Saya percaya bahwa itu sama pentingnya dengan membuat keputusan yang benar ‘Tentu saja demikian! dapat saya bayangkan Anda berkata kepada diri Anda sendiri. Hidup ini akan menjadi sempurna yang kita harapkan jika ini yang terjadi. Namun membuat keputusan yang sulit, apalagi selalu membuat keputusan yang benar. Saya berpendapat, setiap dari kita dapat belajar bagaimana untuk menjadi intuitif sampai pada titik saat kita harus membuat sesuatu keputusan yang sangat penting, baik besar maupun kecil, dengan latihan bertahap untuk menjadi yang terbaik.
7.      Patience(Kesabaran)
Manusia memiliki keunikan, dalam menempatkan batasan waktu bagi suatu hasil yang diinginkannya dalam hidup, khususnya berkaitan dengan relasi. Tentu saja, mudah bersikap sabar terhadap sesuatu yang ihasilnya sudah ten- tu, karena dalam kepastian, hanya sedikit ruang untuk kecemasan. Terdapat hubungan langsung yang berkaitan antara kesabaran dan kepastian, sebanyak antara ketidaksabaran dan keraguan. Semakin Anda tidak sabar untuk sesuatu berjalan sesuai kehendak Anda, semakin Anda bertanya-tanya apakah akan terjadi demikian. Kapanpun Anda mempertanyakan suatu ide intuitif yang Anda percayai benar, pertanyaan Anda menyebabkan meningkatnya keraguan sampai Anda berpikir bahwa ide itu tidak tidak masuk akal dan kemudian mengabaikan atau mengulurnya hingga sesuai dengan batasan rasional Anda. Sekalipun ide tersebut benar dalam rasio Anda, terpengaruh oelh ketidaksabaran Anda untuk mencapai apa yang Anda inginkan, akan tampak sebagai ide yang salah atau jalan yang terlalu lambat untuk apa yang Anda inginkan. Bersikap sabar membutuhkan keyakinan.
8.      Listen (Mendengarkan)
Pemasaran adalah istilah yang pada mulanya dimaksudkan untuk memberikan gambaran bagaimana keberhasilan suatu bisnis bergantung sepenuhnya pada sesuatu di luar dirinya. Pemasaran mengajarkan, jika kita mendengarkan perekonomian, masyarakat, dan konsumen, kita dapat menggunakan informasi tersebut untuk menentukan strategi internal. Aneh,nya pemasaran sangat jarang digunakan untuk hal ini. Bukan berarti ‘siapakah konsumen kita’ , pemasaran telah menjadi sekadar alat pendukung penjualan dengan bertanya ‘bagaimana kita dapat menjual lebih banyak yang kita inginkan. Dengan telah beralihnya kita dari budaya menjual produk menjadi melayani konsumen, sekarang menjadi lebih penting untuk mendengarkan pasar kita dan menentukan apa yang mereka inginkan dibanding masa-masa sebelumnya.
9.     Enthusiasm (Antusiasme)
Manusia dilahirkan dengan cara pandang yang optimis atau positif, namun pesimisme atau pandangan-pandangan negatif sering kali memung­kinkan untuk dikedepankan. Pesimisme datang dan kekecewaan, dari suatu impresi buruk yang terbentuk karena rintangan yang terjadi di masa lalu. Mungkin pesimisme menunjukkan kehati-hatian dan pengalaman, namun yang baik adalah untuk berpikir hanya pada kesulitan macam apa yang dapat terjadi di depan kita? Efek psikologis dan optimisme adalah dia membantu pencapaian keberhasilan.
10.  Service (Layanan)
Setiap orang mengetahui betapa pentingnya layanan pelanggan. Setiap orang berpikir bahwa mreka mengetahui layanan sebaik apa yang dibutuhkan. Walaupun begitu, persepsi konsumenlah yang benar-benar harus diperhitungkan. Memahami persepsi konsumen terhadap Anda, produk Anda, layanan Anda, dan bisnis Anda merupakan kunci untuk membangun hubungan jangka panjang dan keberhasilan dalam menumbuhkan penjualan. Meskipun demikian, kecuali kita mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan pelanggan, kita akan dapat memaksimalkan nilai yang kita bentuk dari kesempatan memiliki konsumen. Mendapatkan masukan dari konsumen sama pentingnya dengan menerima masukan tentang diri kita. Itu membantu kita mengevaluasi tindakan nyata yang diperlukan.

Ø   Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam dunia wirausaha :

1.      Keterampilan konseptual
Conceptual skills adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi. Ini mencakup kemampuan manajer untuk melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan memahami hubungan antara bagian yang saling bergantung, serta mendapatkan, menganalisa dan menginterpretasikan yang diterima dari bermacam-macam sumber. 
2.      Keterampilan kemanusiaan ( Human Skills)
Human skills adalah kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan memotivasi orang lain, baik sebagai individu ataupun kelompok. Manajer membutuhkan keterampilan ini agar dapat memperoleh partisipasi dan mengarahkan kelompoknya dalam pencapaian tujuan.
3.      Keterampilan administrative 
Administrative skills adalah seluruh keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, kepegawaian dan pengawasan. Keterampilan ini mencakup kemampuan untuk mengikuti kebijaksanaan dan prosedur, mengelola dengan anggaran terbatas dan sebagainya. Keterampilan administrative ini adalah suatu perluasan dari keterampilan konsepsual. Manajer melaksanakan keputusan-keputusan melalui penggunaan keterampilan administrative dan kemanusiaan. 
4.    Keterampilan teknik 
Technical skills adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-prosesudr atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi, produksi, penjualan atau pemesinan dan sebagainya.

Ø Tipe kepemimpinan
1.  Kepemimpinan diktatoris;
Memimpin dengan cara menggertak, menguasai. Gaya kepemimpinan ini lebih cenderung kejam dan sadis. Beberapa perilaku atau gaya kepemimpinan Diktator antara lain :
a.       Berperilaku sebagai penguasa tunggal yang tidak dapat diganti karena dirinya diciptakan untuk berkuasa.
b.      Setiap kehendak atau kemauan pemimpin diktatoris harus terlaksana.
c.       Orientasi kerjanya hanya pada hasil tidak perduli bagaimana cara mencapainya.
d.      Ucapannya diberlakukan sebagi peraturan yang tidak bisa dibantah tapi harus dilakukan.
e.        Adanya ancaman yang hukuman yang berat bagi yang melanggar peraturannya.

2.  Kepemimpinan otokratis;
Pemusatan otoritas dan pengambilan keputusan pada pimpnan, gaya Kepemimpinan Otokrat (autocrat) yang ditampilkan sebagai berikut :
a.       Berorientasi pada pelaksanaan tugas.
b.      Pelaksanaan tugas tidak boleh menyimpang dari instruksi pemimpin.
c.       Tidak ada kesempatan bagi anggota organisasi untuk menyampaikan saran, pendapat, kritik.
d.      Tidak berorientasi pada hub. manusiawi dengan anggota organisasi.
e.       Pemimpin bertolak pada prinsip bahwa “manusia lebih suka diarahkan tanpa memikul tanggungjawab”.
3.  Kepemimpinan demokratis;
Berdasarkan pada desentralisasi kekuasaan dan pengambilan keputusan, Tipe Kepemimpinan Demokratis yaitu :
a.       Mengakui dan menghargai manusia sebagai makhluk individual, yang memilik perbedaan kemampuan antara yang satu dengan yang lain.
b.      Memberikan hak dn kesempatan yang sama pada setiap individu sebagai makhluk social dalam mengekspresikan dan mengaktualitaskan diri melalui prestasi dalam organisasi.
c.       Kerjasama dengan saling menghormati dan mengakui kelebihan dan kekurangan setiap individu dalam organisasi.
d.      Memberikan perlakuan yang sama pada setiap individu sebagai anggota organisasi.
e.       Memikul kewajiban dan tanggungjawab yang sama dalam menggunakan hak masing-masinguntuk mewujudkan kehidupah yang harmonis.

C.   Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan dan Kewirausahaan
          Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan efektifitas pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktifitas naik dan semua tugas dilaksanakan dengan efektif, maka ia disebut sebagai pemimpin yang berhasil. Sedang apabila produktifitasnya menurun dan kepemimpinannya dinilai tidak efektif dalam jangka waktu tertentu, maka ia disebut sebagai pemimpin yang gagal.
Ada beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan kepemimpinan dalam suatu organisasi, ialah sebagai berikut:
1.      Pengelolaan SDM, alam, dana, sarana dan waktu semakin ekonomis dan efesien.
2.      Struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ada integrasi dari semua bagian.
3.      Target dan sasaran sesuai dengan ketentuan jadwal waktu.
4.      Organisasi cepat dan tepat dapat adaptasi terhadap perkembangan dan perubahan dari luar organisasi (masyarakat, situasi dan kondisi sosial politik dan ekonomis).
5.      Semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas manusiawi atau aspek sosial yang human sifatnya.
6.      Ada disiplin kerja, disiplin diri, rasa tanggungjawab, dan moral yang tinggi dalam organisasi.
7.      Terdapat suasana saling mempercayai, kerjasama kooperatif dan etik kerja yang tinggi.
8.      Komunikasi forma dan informal yang lancar dan akrab.
9.      Ada kegairahan kerja dan loyalitas tinggi terhadap organisasi.
10.   Tidak banyak terdapat penyelewengan dalam organisasi.
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini adalah :
1.      kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama yang mendukung  kesuksesan organisasi dalam  mencapai tujuan. Banyak ahli yang mencoba untuk mendefinisikan kepemimpinan. Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan mengarahkan orang denan cara kepatuhan, kepercayaan, hormat, dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama (Timpe, 2002:181).
2.      Sifat-sifat pemimpin dalam wirausaha adalah Purposeful  (Memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai), Tanggung Jawab, Nonconformity (Ketidakcocokan) , Integrity (Integritas), Keberanian, Intuitive (Intuitif), Patience(Kesabaran),  Listen (Mendengarkan), Enthusiasm (Antusiasme), Service (Layanan)
3.      Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan efektifitas pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktifitas naik dan semua tugas dilaksanakan dengan efektif, maka ia disebut sebagai pemimpin yang berhasil. Sedang apabila produktifitasnya menurun dan kepemimpinannya dinilai tidak efektif dalam jangka waktu tertentu, maka ia disebut sebagai pemimpin yang gagal.

B.     Saran
Saran kami pada makalah ini adalah diharapkan agar pembaca memberikan kritik dan saran setelah membaca makalah ini, sehingga penulis bisa memperbaiki kesalahnya, dan diharapkan agar pemaca dapat memperoleh ilmu dari makalah ini.








DAFTAR PUSTAKA



Ria Agustina, 2009, Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Kreativitas Karyawan: Analisis Pengaruh Mediasi Pemikiran Kreatif dan Motivasi Intrinsik pada Karyawan di Industri Media.

Suryana, Yuyus dan Kartib Bayu. 2011. Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses. Jakarta : Kencana

Timpe, Dale, 2002, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia – Kepemimpinan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

http://jee-hijaumuda.blogspot.com/2013/04/kepemimpinan-dalam-kewirausahaan.html
http://nugraha0215.blogspot.com/2013/09/kepemimpinan-dalam-kewirausahaan.html
http://blogachzann.blogspot.com/2013/06/kepemimpinan-dalam-wirausaha.html


Comments

Popular Posts