Hal-Hal Yang Merusak Aqidah,

Hal-Hal Yang Merusak Aqidah


Hal yang pertama adalah Kufur Dan Kafir

Dari segi bahasa kufur berasal dari kata Arab: kufr, yang berarti menutupi sesuatu, atau menyembunyikan sesuatu kebaikan yang telah diterima, dan atau tidak berterima kasih atas kebaikan yang diterima. Orangnya disebut kafir, bentuk jamaknya adalah kafirun atau kuffar. Dalam perkataan sehari-hari, kata kafir agaknya lebih lazim dipakai dari kata kufur, meskipun kata kafir sering disebut untuk menunjuk sesuatu yang bermakna kufur.

Sedangkan dari segi istilah kufur sering diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang menolak, menentang, mendstkan dan mengingkari kebenaran dari allah yang disampaikan oleh rasul-Nya. Dalam al-Qur’an kata kufur mengacu kepada perbuatan yang ada hubungan dengan Tuhan. Dengan demikian, sikap atau perbuatan yang termasuk dalam kategori kufur ini, antara lain dapat diidentifikasi seperti:

a) Mengingkari nikmat dan beberapa karunia Tuhan dan tidak berterima kasih kepada-Nya. Ini ditemukan dalam QS An-Nahl: 55 dan QS ar-Rum: 34.
b) Lari dari tanggung jawab atau berlepas diri dari suatu perbuatan. Ini ditemukan dalam QS Ibrahim:22.
c) Pembangkangan atau penolakan terhadap hukum-hukum Tuhan. Ini ditemukan dalam QS al-Maidah:44.
d) Meninggalkan amal salih yang diperintahkan Tuhan. Ini ditemukan dalam QS ar-Rum: 44.

Hal yang kedua adalah Syirik

Kata syirik berasal dari kata Arab syirk yang berarti sekutu atau persekutuan. Dalam istilah ilmu tauhid, syirik digunakan dalam arti mempersekutukan tuhan lain dengan Allah, baik persekutuan itu mengenai zat-Nya, sifat-Nya atau af’al-Nya, maupun mengenai ketaatan yang seharusnya ditujukan hanya kepada-Nya saja. Ini dapat dilihat dalam QS az-zumar: 38, Al-Ankabut: 63, dan al-zukhruf: 87.

Percaya kepada Allah tidaklah dengan sendirinya berarti iman atau tauhid. Sebab iman kepada Allah itu tidaklah cukup dalam arti hanya percaya kepada-Nya saja, melainkan mencakup pengertian yang benar tentang siapa Allah yang kita percayai itu dan bagaimana kita bersikap kepada-Nya serta kepada obyek-obyek selain Dia. Oleh karena itu orang-orang Arab sebelum Islam, kendati mereka sudah percaya kepada Allah, bahwa yang menciptakan alam raya, yang menurunkan hujan dan bahkan yang menciptakan manusia seluruh jagat tersebut adalah Allah swt, mereka tidak bisa disebut sebagai orang yang beriman, karena kepercayaan mereka kepada Allah masih mengandung kemungkinan percaya kepada yang lain selain Allah dalam keilahian-Nya. Oleh sebab itulah mereka disebut sebagai kaum musyrik sebagai anti tesis dari kaum yang bertauhid.

Hal yang ketiga adalah Riddah dan Murtad

Kata riddah, makna asalnya kembali (ke tempat atau jalan semula). Sedangkan kata murtad adalah untuk menyebut pelakunya. Pengertian ini mencakup keluar dari iman dan kembali kepada kekafiran. Secara istilah murtad didefinisikan sebagai seseorang yang secara sadar (tanpa paksaan) keluar dari agama Islam dalam bentuk niat, perkataan, atau perbuatan yang menyebabkanya menjadi kafir, pindah kepada agama lain atau tidak beragama sama sekali.

Dalam hubungan ini, bila seseorang yang mulutnya menyatakan keluar dari agama Islam karena dipaksa oleh orang lain – seperti diancam hendak dibunuh – sementara hatinya tetap beriman, maka ia tidak termasuk golongan yang murtad. Ini dapat dilihat dalam QS An-Nahl: 106. 

Hal yang keempat adalah Bid’ah

Arti bid’ah menurut bahasa ialah segala macam apa saja yang baru, atau mengadakan sesuatu yang tidak berdasarkan contoh yang sudah ada. Sedangkan arti bid’ah secara istilah adalah mengada-adakan sesuatu dalam agama islam yang tidak dijumpai keteranganya dalam al-Qur’an dan al-Sunnah.

Hal yang kelima adalah Khurafat

Kata khurafat berasal dari bahas arab: al-khurafat yang berarti dongeng, legenda, kisah, cerita bohong, asumsi, dugaan, kepercayaan dan keyakinan yang tidak masuk akal, atau akidah yang tidak benar. Mengingat dongeng, cerita, kisah dan hal-hal yang tidak masuk akal di atas umumnya menarik dan mempesona, maka khurafat juga disebut “al-hadis al-mustamlah min al-kidb”, cerita bohong yang menarik dan mempesona.

Sedangkan secara istilah, khurafat adalah suatu kepercayaan, keyakinan, pandangan dan ajaran yang sesungguhnya tidak memiliki dasar dari agama tetapi diyakini bahwa hal tersebut berasal dan memiliki dasar dari agama. Dengan demikian, bagi umat Islam, ajaran atau pandangan, kepercayaan dan keyakinan apa saja yang dipastikan ketidakbenaranya atau yang jelas – jelas bertentangan dengan ajaran al-qur’an dan Hadis nabi, dimasukan dalam kategori khurafat. 

Hal yang keenam adalah Tahayul

Kata tahayul berasal dari bahasa Arab, al-tahayul yang bermakna reka-rekaan, persangkaan, dan khayalan. Sementara secara istilah, tahayul adalah kepercayaan terhadap perkara ghaib, yang kepercayaan itu hanya didasarkan pada kecerdikan akal, bukan didasarkan pada sumber Islam, baik al-Qur’an maupun al-hadis.

Hal yang ketujuh adalah Nifaq Atau Munafiq

Nifaq secara bahasa berasal dari kata Arab na-fi-qa-u, yaitu salah satu lubang tempat keluarnya yarbu (hewan sejenis tikus) dari sarangnya. Nifaq juga dikatakan berasal dari kata na-fa-qa, yaitu lubang tempat bersembunyi. Sementara menurut syara, nifaq berarti menampakan Islam dan kebaikan, tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan.

Nifaq dibedakan dalam dua jenis yaitu nifaq I’tiqadiy dan nifaq ‘amaliy. 
Pertama: Nifaq I’tiqadiy (keyakinan) atau nifaq besar, dimana pelakunya menampakan keislaman, akan tetapi menyembunyikan kekufuran. Orang yang termasuk nifaq ini berarti ia keluar dari agama dan dia berada di dalam kerak neraka.

Kedua, Nifaq Amaly (perbuatan), yaitu melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-orang munafik, akan tetapi masih ada iman di dalam hati. Nifaq jenis ini tidak membawa pelakunya keluar dari agama, akan tetapi bisa menjadi wasilah (perantara) bagi pelakunya keluar dari agama jika dia melakukan perbuatan nifaq secara terus menerus.

Sumber : diadaptasi dari Majalah Hidayatullah

Comments

Popular Posts